TopCareerID

Waspada, Dengarkan Musik Terlalu Keras Bisa Sebabkan Penyakit Ini

Sumber foto: Shutterstock

Sumber foto: Shutterstock

Topcareer.id – Menurut penelitian baru, memutar musik terlalu keras melalui headphone dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran, dan demensia.

Analisis dari Acoustical Society of America memperingatkan bahwa tingkat kebisingan yang tinggi – 70 desibel atau lebih, atau tingkat yang sama dengan TV – menempatkan orang pada risiko masalah pendengaran di kemudian hari.

Orang yang memutar musik dengan volume lebih dari 50% selama satu jam atau lebih dalam sehari, setidaknya selama lima tahun, paling berisiko kehilangan pendengarannya.

Ini sangat mengkhawatirkan mengingat 50% orang berusia 12 hingga 35 tahun sering mendengarkan suara keras seperti musik di siang hari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mendefinisikan kebisingan yang berlebihan

Peneliti dari Universitas Purdue mengatakan 70 desibel setara dengan kebisingan yang dihasilkan oleh penyedot debu. Temuan ini bertentangan dengan pedoman Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang menyatakan bahwa 85 desibel aman untuk anak-anak dan remaja.

Baca juga: Studi: Musik Ternyata Sebabkan Gangguan Tidur

“Tingkat kebisingan yang tidak akan mencegah gangguan pendengaran pada pekerja pabrik atau operator alat berat terlalu tinggi untuk anak kecil yang telinganya harus bertahan seumur hidup,” kata Daniel Fink dari The Quiet Coalition, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi polusi suara, dikutip Ladders.

Bagaimana demensia terkait dengan gangguan pendengaran

Sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Neurology pada tahun 2011 menemukan orang dengan gangguan pendengaran ringan saja dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan demensia dibandingkan mereka yang tidak mengalami gangguan pendengaran.

Orang dengan gangguan pendengaran sedang tiga kali lebih mungkin terkena demensia, dan mereka yang mengalami gangguan pendengaran parah berisiko lima kali lipat.

Gangguan pendengaran membuat otak bekerja ekstra keras untuk memproses suara, yang bahkan dapat membuat tugas-tugas sederhana seperti berjalan menjadi sulit, kata Dr. Frank Lin, direktur Pusat Pendengaran dan Kesehatan Masyarakat John Hopkins, dan pemimpin studi tahun 2011.

“Pemindaian otak menunjukkan kepada kita bahwa gangguan pendengaran dapat berkontribusi pada tingkat atrofi yang lebih cepat di otak,” kata Lin.

“Gangguan pendengaran juga berkontribusi pada isolasi sosial. Kamu mungkin tidak terlalu ingin bersama orang-orang, dan ketika kamu menginginkannya, kamu mungkin tidak terlalu banyak terlibat dalam percakapan. Faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada demensia,” ujarnya.**(Feb)

Exit mobile version