Topcareer.id – Amerika Serikat sedang meninjau perlunya suntikan booster atau penguat vaksin COVID-19 ketiga di antara penduduk yang telah divaksinasi penuh.
Masih perlu melihat lebih banyak data untuk mengetahui apakah suntikan tambahan dapat meningkatkan risiko efek samping yang serius, kata seorang pejabat kesehatan AS.
Pejabat itu mengatakan dosis kedua untuk rejimen vaksin COVID-19 dua suntikan dikaitkan dengan tingkat efek samping yang lebih tinggi, hal ini menunjukkan dosis ketiga berpotensi menimbulkan risiko yang lebih besar.
“Kami sangat tertarik untuk mengetahui apakah dosis ketiga dapat dikaitkan dengan risiko reaksi merugikan yang lebih tinggi, terutama beberapa efek samping yang lebih parah – meskipun sangat jarang,” kata Jay Butler, wakil direktur di US Centers untuk CDC, selama briefing media.
Sejauh ini, pemerintah AS belum membuat keputusan apakah akan memberikan suntikan booster, tetapi ada potensi kebutuhan yang lebih besar untuk mereka yang berisiko tinggi untuk infeksi parah.
Baca juga: Booster Vaksin COVID-19, Apakah Diperlukan?
Pfizer tengah berencana untuk meminta regulator AS untuk mengesahkan dosis booster vaksin COVID-19.
Pengajuannya berdasarkan bukti risiko infeksi yang lebih besar enam bulan setelah inokulasi dan penyebaran varian Delta yang sangat menular.
Butler mengatakan dia belum melihat bukti berkurangnya kekebalan terhadap COVID-19 di antara penduduk AS yang menerima vaksinasi penuh sejak bulan Desember atau Januari.
Dia menambahkan bahwa suntikan yang ada telah memberikan perlindungan yang signifikan terhadap varian Delta.**(Feb)