Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Toilet di Korea Selatan ubah Kotoran jadi Listrik dan Mata Uang Digital

Dok/Reuters

Topcareer.id – Menggunakan toilet dapat membantumu membayar kopi atau membelikanmu pisang di sebuah universitas di Korea Selatan.

Cho Jae-weon, seorang profesor teknik perkotaan dan lingkungan di Institut Sains dan Teknologi Nasional Ulsan (UNIST) merancang toilet ramah lingkungan yang terhubung ke laboratorium yang menggunakan kotoran untuk menghasilkan biogas dan pupuk kandang.

Toilet BeeVi, gabungan kata ‘bee’ dan ‘vision’ menggunakan pompa vakum untuk mengirim kotoran ke tangki bawah tanah sehingga mengurangi penggunaan air.

Di sana mikroorganisme memecah limbah menjadi metana yang menjadi sumber energi untuk bangunan.

Sumber energi tersebut bisa digunakan untuk menyalakan kompor gas, ketel air panas, dan sel bahan bakar oksida padat.

“Jika kita berpikir di luar kotak, kotoran memiliki nilai yang berharga untuk dijadikan energi dan pupuk. Saya telah memasukkan nilai ini ke dalam sirkulasi ekologis,” kata Cho.

Rata-rata orang buang air besar sekitar 500 gram sehari, yang dapat diubah menjadi 50 liter gas metana, kata insinyur lingkungan itu.

Gas ini dapat menghasilkan listrik 0,5kWh atau digunakan untuk menggerakkan mobil sejauh sekitar 1,2 km.

Cho telah merancang mata uang virtual yang disebut Ggool, yang berarti madu dalam bahasa Korea.

Baca juga: Toilet Ini bisa Kenali Anus seperti Fingerprint

Setiap orang yang menggunakan toilet ramah lingkungan mendapatkan 10 Ggool sehari.

Mahasiswa dapat menggunakan mata uang tersebut untuk membeli barang-barang di kampus, mulai dari kopi hingga mi instan, buah-buahan, dan buku.

Para siswa dapat mengambil produk yang mereka inginkan di toko kampus dan memindai kode QR untuk membayar dengan Ggool.

“Saya hanya pernah berpikir bahwa tinja itu kotor, tetapi sekarang itu adalah harta yang sangat berharga bagi saya,” kata mahasiswa pascasarjana Heo Hui-jin.

“Saya bahkan berbicara tentang kotoran selama waktu makan untuk berpikir tentang membeli buku apa pun yang saya inginkan,” imbuhnya.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply