TopCareerID

Waspada, Ini 6 Efek Makanan Cepat Saji pada Tubuh (Bagian 1)

Pengin selalu makan saat WFH bikin tidak sehat.Ilustrasi: FlexJobs

Ilustrasi: FlexJobs

Topcareer.id – Kadang, mampir ke restoran fast food (makanan cepat saji) lebih mudah dilakukan daripada menyiapkan makanan, dan ini malah yang sering terjadi. Meskipun makan malam cepat saji sesekali tidak ada salahnya, kebiasaan makan di luar bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Melansir Healthline, ini efek yang terjadi pada tubuhmu jika punya kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food).

1. Efek pada sistem pencernaan dan kardiovaskular

Sebagian besar makanan cepat saji, termasuk minuman dan makanan pendamping, sarat dengan karbohidrat dengan sedikit atau tanpa serat. Ketika sistem pencernaan memecah makanan ini, karbohidrat dilepaskan sebagai glukosa (gula) ke dalam aliran darah, akibatnya gula darah meningkat.

Pankreasmu merespons lonjakan glukosa dengan melepaskan insulin. Insulin mengangkut gula ke seluruh tubuh ke sel-sel yang membutuhkannya untuk energi. Saat tubuh menggunakan atau menyimpan gula, gula darah kembali normal. Sering makan karbohidrat dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah berulang kali.

2. Efek pada sistem pernapasan

Kelebihan kalori dari makanan cepat saji dapat menyebabkan penambahan berat badan. Hal ini dapat menyebabkan obesitas. Obesitas meningkatkan risiko masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak napas.

Baca juga: Berapa Lama Waktu Ideal Untuk Tidur Malam? Jawabannya Tergantung Umur

Pound ekstra dapat memberi tekanan pada jantung dan paru-parumu dan gejalanya mungkin muncul bahkan dengan sedikit tenaga. Kamu mungkin mengalami kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga.

Untuk anak-anak, risiko masalah pernapasan sangat jelas. Satu studi menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu lebih mungkin untuk mengembangkan asma.

3. Efek pada sistem syaraf pusat

Makanan cepat saji dapat memuaskan rasa lapar dalam jangka pendek, tetapi hasil jangka panjangnya kurang positif. Orang yang makan makanan cepat saji dan kue-kue olahan 51 persen lebih mungkin mengalami depresi daripada orang yang tidak makan makanan itu atau makan sangat sedikit.**(Feb)

Exit mobile version