Topcareer.id – Menggabungkan vaksin COVID-19 AstraZeneca dengan dosis kedua mRNA dari Pfizer atau Moderna memberikan “perlindungan yang baik,” kata State Serum Institute Denmark, Senin (2/8).
Semakin banyak negara sedang mempertimbangkan untuk beralih ke vaksin COVID-19 yang berbeda untuk dosis kedua.
Ini tindakan yang diperlukan Denmark setelah otoritas kesehatan menghentikan inokulasi dengan vaksin AstraZeneca.
Denmark khawatir akan efek samping yang jarang terjadi dari AstraZeneca jika suntikan dosis kedua masih menggunakannya.
Lebih dari 144.000 orang Denmark, sebagian besar personel garis depan di sektor kesehatan dan orang tua telah menerima suntikan pertama dengan AstraZeneca.
Pada suntikan dosis kedua, semuanya divaksinasi dengan menggunakan suntikan mRNA dari Pfizer atau Moderna.
“Studi menunjukkan bahwa empat belas hari setelah program vaksinasi gabungan, risiko infeksi SARS-CoV-2 berkurang 88% dibandingkan dengan individu yang tidak divaksinasi,” kata State Serum Institute (SSI).
“Itu adalah kemanjuran tinggi,” SSI menambahkan, sebanding dengan tingkat kemanjuran 90% dari dua dosis dari vaksin Pfizer.
Baca juga: Vaksin mRNA Bantu Tekan Tingkat Keparahan Infeksi Virus Corona
Studi ini mencakup rentang lebih dari lima bulan antara Februari dan Juni 2021, periode di mana varian Alpha masih dominan.
Namun, belum bisa disimpulkan apakah perlindungan yang sama bisa diterapkan pada varian Delta, yang sekarang paling tersebar luas.**(Feb)