Topcareer.id – Varian Delta telah membuat banyak perusahaan besar di Amerika Serikat mewajibkan seluruh karyawannya untuk divaksinasi sebelum kembali ke kantor.
Kasus untuk virus corona baru terus meningkat karena varian Delta yang sangat menular, dan sekarang menjadi dominan di AS.
U.S. Equal Employment Opportunity Commission yang dikelola pemerintah telah menyatakan legalitas di bawah undang-undang federal bagi perusahaan yang mewajibkan pekerja mereka untuk vaksin COVID-19, dengan beberapa pengecualian terkait komplikasi kesehatan lainnya, kehamilan, dan keyakinan agama.
Berikut 10 perusahaan raksasa di A.S. yang mewajibkan tenaga kerjanya divaksinasi COVID-19:
Bagian pertama dari artikel:
1) Disney
Walt Disney Corporation mengatakan mereka mengamanatkan vaksinasi untuk semua karyawan tetap dan kontraknya untuk divaksinasi.
“Vaksin adalah alat terbaik yang kita semua miliki untuk membantu mengendalikan pandemi global ini dan melindungi karyawan kami,” kata Disney dalam sebuah pernyataan.
2) Facebook
“Saat kantor kami dibuka kembali, kami akan mewajibkan siapa pun yang datang untuk bekerja harus divaksinasi,” kata FB Facebook.
3) Google
Sundar Pichai, CEO Google mengirim catatan kepada karyawan bahwa perusahaannya akan memperpanjang kebijakan bekerja dari rumah hingga 18 Oktober.
Selain itu, semua pekerja yang ingin kembali ngantor pada bulan Oktober wajib sudah divaksinasi.
Baca juga: Wow! 70% Orang Dewasa di AS sudah Divaksinasi COVID-19
4) Microsoft
Mulai September, Microsoft akan mewajibkan karyawan, vendor, dan tamu untuk menunjukkan bukti vaksinasi saat memasuki kantor pusat mereka di A.S.
“Seperti yang telah kami lakukan sejak awal pandemi, kami terus memantau perkembangan baru dan menyesuaikan rencana kami seiring perkembangan situasi ini, dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan karyawan,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
5) Morgan Stanley
Bank investasi dan perusahaan jasa keuangan Morgan Stanley juga menjadikan vaksin sebagai persyaratan bagi karyawannya dengan sedikit penyesuaian.
Perusahaan juga tidak akan mengizinkan klien yang belum divaksinasi untuk memasuki kantor pusatnya di New York.**(Feb)
