Topcareer.id – Pihak berwenang Australia pada hari Jumat (20/8) resmi memperpanjang lockdown di Sydney hingga akhir September.
Jam malam juga diberlakukan kembali di pinggiran kota yang paling parah terkena dampak.
Keputusan berat ini diambil setelah hampir dua bulan pembatasan yang diberlakukan gagal menahan wabah varian Delta.
Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian juga mengumumkan 5 juta penduduk kota itu harus memakai masker segera setelah mereka keluar rumah, kecuali saat berolahraga yang dibatasi satu jam sehari.
Berejiklian mengatakan dia telah dipaksa untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat karena peningkatan jumlah kasus COVID-19.
Fakta bahwa masih banyak orang yang terus melanggar aturan penguncian juga menjadi pertimbangan Berejiklian memperpanjang lockdown.
Australia, yang telah berhasil menekan virus untuk sebagian besar pandemi, kini sedang berjuang untuk menahan wabah Delta.
Di 12 wilayah dewan lokal di pusat wabah Sydney, jam malam akan diberlakukan mulai pukul 9 malam sampai jam 5 pagi .
Polisi telah diberi kekuasaan penuh untuk memastikan kepatuhan warga terhadap tindakan penguncian di seluruh kota dan membatasi pergerakan orang.
“Jika seseorang memasuki wilayah terlarang tanpa alasan, mereka tidak hanya akan didenda, mereka akan dipulangkan dan mereka harus mengisolasi diri selama 14 hari,” kata Komisaris Polisi negara bagian New South Wales Mick Fuller.
Baca juga: Sydney Kerahkan Lebih Banyak Pasukan Militer untuk Menegakkan Aturan Lockdown
Meskipun gelombang ketiga infeksi dari varian Delta lebih kencang, jumlah COVID-19 Australia relatif rendah.
Australia sejauh ini memiliki sekitar 42.100 kasus dan 975 kematian.
Tetapi program vaksinasi nasional yang lambat, baru sekitar 28% orang di atas 16 tahun yang divaksinasi penuh.
Dengan pandemi yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, banyak ekonom memperkirakan pembatasan akan mendorong ekonomi negara itu ke dalam resesi kedua dalam beberapa tahun.**(Feb)