Selain itu, perangkat laptop yang disumbangkan AWS kepada sekolahnya juga dirasa sangat bermakna, terutama mengingat bahwa laptop termasuk barang mewah di kalangan pelajar sekolah tersebut. Sehingga keberadaan laptop ini juga mendukung anak-anak untuk belajar teknologi dengan giat.
“Di daerah kami yang memiliki karakteristik perbukitan, akses jaringan internet yang tidak merata menjadi kendala utama. Namun, hal tersebut tidak menghalangi anak-anak kami untuk belajar teknologi dengan antusiasme yang luar biasa tinggi. Mereka akan bertamu dan belajar di rumah yang memiliki akses internet lebih baik, dan anak-anak yang sudah mendapatkan pelatihan juga akan mengajarkan teman-temannya,” tuturnya.
Tak hanya sekolah-sekolah negri saja, AWS juga menggandeng Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdatul Ulama (RMI NU) untuk terlibat dalam program ini.
Keduanya bahkan menyelenggarakan menyelenggarakan kompetisi ‘Santri 4.0’ yang bertema Dari Santri untuk Pesantren dan Umat Islam.
Baca juga: Apple Berhenti Memproduksi Komputer iMac Pro
“Kompetisi ini wajib diikuti oleh guru yang menjadi instruktur pada program Laptop for Builders, sementara para santri juga didorong menjadi peserta. Dalam kompetisi tersebut, peserta akan diminta untuk mengumpulkan sebuah proposal yang menyediakan analisis serta solusi dari masalah yang dihadapi pesantren,” imbuh Pengurus RMI NU, Hatim Gazali pada kesempatan yang sama.
Nantinya akan ada tahap wawancara untuk menentukan proposal terbaik. Diketahui sebanyak 40 proposal telah dikumpulkan dalam waktu yang sangat singkat.
Bagi Gus Hatim, ini merupakan bukti dari kemajuan yang sangat signifikan setelah dijalankannya program Laptop for Builders. Dimana para guru dan santri dituntut untuk lebih peka terhadap berbagai masalah yang ada serta mencarikan solusi yang tepat dengan pemanfaatan teknologi
“Perangkat laptop yang kami terima dapat diibaratkan dengan cangkul. Keduanya adalah alat yang hanya akan bermanfaat jika berada di tangan ahlinya. Namun, jika cangkul dapat digunakan untuk membajak sebuah lahan sawah, maka seyogyanya sebuah laptop saja dapat menggarap sebuah lahan yang teramat luas, bahkan tak terbatas yakni lahan teknologi digital masa depan,” jelasnya
“Terima kasih kepada AWS atas dukungannya terhadap RMI NU dan sekian banyak pesantren, yang telah memberikan kami alat, pengetahuan, dan keahlian yang pastinya akan sangat bermanfaat bagi kami,” pungkas Gus Hatim.**(Feb)