TopCareerID

Pengujian Vaksin Booster COVID-19 untuk Penderita Autoimun Dimulai

Ilustrasi Vaksin. Dok/Pixabay

Topcareer.id – National Institutes of Health (NIH) AS saat ini tengah menguji vaksin booster COVID-19 pada orang dengan penyakit autoimun yang tidak merespon dengan baik terhadap vaksin utama.

Studi tahap menengah akan dilakukan di antara sekitar 600 peserta berusia 18 tahun ke atas yang telah divaksinasi lengkap dengan suntikan dari Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson.

Regulator AS pada awal Agustus mengesahkan dosis ketiga vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna yang diperuntukkan bagi orang dengan sistem kekebalan yang terganggu.

“Banyak orang yang memiliki penyakit autoimun yang memerlukan terapi imunosupresif memiliki respons imun yang buruk terhadap vaksin COVID-19 yang disahkan dan disetujui, ini menempatkan orang-orang pada risiko tinggi terhadap virus corona,” kata Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, dalam sebuah pernyataan.

Diperkirakan 8% orang Amerika memiliki penyakit autoimun, yang tak lain adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel, jaringan, dan organ yang sehat.

Baca juga: Penelitian: Vaksin Booster COVID-19 Tunjukkan Tanda-Tanda Penjinakan Varian Delta

Peserta dalam uji coba NIH akan menerima dosis tambahan vaksin yang awalnya diberikan kepada mereka, dan penelitian akan mencatat berapa banyak dari mereka yang memiliki respons antibodi yang lebih baik empat minggu setelah suntikan booster.

Percobaan ini awalnya akan mencakup orang-orang dengan salah satu dari lima penyakit autoimun antara lain multiple sclerosis dan rheumatoid arthritis, dengan hasil awal diharapkan pada bulan November.**(Feb)

Exit mobile version