TopCareerID

Survei Harvard : Biasa Kerja Remote, Banyak Karyawan Enggan Kerja di Kantor

Topcareer.id – Terbiasa bekerja dari rumah atau WFH akibat pandemi COVID-19 yang terlalu lama dan mudahnya cara bekerja remote dari rumah menyebabkan banyak karyawan tak ingin bekerja kembali di kantor.

Terlihat jelas bahwa para karyawan kantoran sudah mulai nyaman WFH. Ditambah lagi isu penyebaran varian Delta yang masih tinggi mengurangi keinginan untuk bekerja kembali di kantor seutuhnya.

Sebuah survei bulanan yang yang dirilis Sabtu (25/9) dari Harvard Business Review mengungkapkan karyawan ingin bekerja dari rumah rata-rata 2,5 hari dalam seminggu.

“Keinginan untuk bekerja dari rumah dan mengurangi perjalanan pulang pergi semakin kuat seiring pandemi yang terus berlanjut, dan banyak dari kita menjadi semakin nyaman dengan interaksi manusia jarak jauh,” tulis hasil survei tersebut.

Menurut hasil survey, sekitar 40% karyawan AS akan resign dan mencari pekerjaan baru jika diminta kembali bekerja di kantor penuh waktu.

Secara keseluruhan, 80% masyarakat AS berkeinginan untuk WFH setidaknya sehari dalam satu minggu.

Ada sebanyak 8,3% responden menginginkan WFH setidaknya 1 hari seminggu, kemudian 13,9% memilih dua hari per minggu.

Baca Juga: Menaker Terbitkan Aturan Soal WFO, WFH, dan PHK, Ini Rinciannya

Sementara itu ada 13% yang menginginkan WFH 3 hari per minggu. Dan sebanyak 33,3% responden memilih WFH lima hari per minggu.

Tidaklah mengherankan, perusahaan ternama seperti Goldman Sachs baru saja mengumumkan kenaikan gaji besar sebesar 30% untuk merekrut karyawan baru.

Perusahaan melakukan pendekatan ini seiring dengan keinginan kuatnya untuk menarik kembali karyawan agar mau kerja penuh waktu lagi di kantor.

Survei menunjukkan orang kulit berwarna serta wanita berpendidikan tinggi yang memiliki anak sangat menjunjung tinggi sistem WFH.

Baca juga: Survei: Pandemi Bikin Karyawan Terbiasa WFH

Menurut perusahaan, jika keputusan menarik karyawan untuk kembali bekerja penuh dari kantor diberlakukan, bukan tidak mungkin golongan ini yang akan resign lebih dulu.

Survei juga mengatakan di tahun 2021 jika memaksa karyawan kembali ke kantor untuk bekerja secara penuh bisa berisiko kehilangan karyawan terbaik akibat direkrut k oleh perusahaan pesaing yang mau menawarkan pengaturan kerja hibrid.

Diharapkan agar para pemilik perusahaan mencontoh Apple dalam memperkerjakan karyawan secara hibrid.

Apple memberikan jadwal 3 hari kerja di kantor dan 2 hari WFH dalam seminggu. Untuk kerja di kantor jadwal akan dipenuhi dengan rapat, meeting klien, pelatihan, serta sosialisasi.

Sementara saat WFH diisi oleh pekerjaan yang lebih tenang seperti analisis data, membaca, dan video conference.

Namun, ini semua kan ada tantangan beratnya, yakni setiap perusahaan harus bisa menemukan model hibrid yang tepat dan sesuai.**(RW)

Exit mobile version