Topcareer.Id – Setelah hampir sekian lama WFH atau work from home, ternyata banyak karyawan di Amerika Serikat (AS) yang kurang senang dengan kebijakan kembali ke kantor.
Terlepas dari upaya banyak pengusaha dan pejabat pemerintah untuk membawa orang kembali ke tempat kerja, banyak karyawan yang berada di rumah enggan untuk mulai bepergian lagi.
Yang mengejutkan adalah, banyak pekerja yang rela berkorban asalkan tetap diberi kesempatan untuk bekerja dari jarak jauh.
Seperti dikutip dari laman Guardian, sebuah studi GoodHire baru-baru ini bahkan menemukan bahwa 61% responden survei bersedia mengambil pemotongan gaji untuk mempertahankan status kerja jarak jauh.
70% dari mereka yang disurvei juga mengatakan bahwa mereka siap kehilangan tunjangan seperti asuransi kesehatan, cuti berbayar dan rekening pensiun untuk tetap bekerja dari jarak jauh.
Baca juga: Survei: Pandemi Bikin Karyawan Terbiasa WFH
Seperti kita ketahui, perusahaan seperti Google telah mengancam akan memotong gaji pekerja hingga 25% jika mereka memilih untuk bekerja dari rumah secara permanen.
Namun, itu rupanya tak jadi ketakutan bagi karyawan. Mereka bahkan rela menghadapi pemotongan gaji hingga 50% dalam beberapa kasus.
Selain mengurangi risiko terpapar Covid-19, kerja jarak jauh juga memberi karyawan lebih banyak fleksibilitas selama hari kerja mereka. Ini adalah sebuah fakta yang terbukti tidak berpengaruh pada produktivitas mereka.
Faktanya, penelitian telah menemukan bahwa produktivitas seringkali lebih tinggi ketika karyawan diizinkan bekerja dari rumah.
Para orang tua juga menghemat banyak uang untuk biaya penitipan anak, perawatan sebelum dan sesudah sekolah, dan dapat membebaskan diri dari perjalanan yang terkadang panjang dan melelahkan.**(Feb)