TopCareerID

Di tengah Pandemi, BPJS Kesehatan terus Berinovasi ke Layanan Digital

Ilustrasi sistem kelas pada BPJS Kesehatan dihapus digantikan dengan KRIS.

Ilustrasi sistem kelas pada BPJS Kesehatan dihapus digantikan dengan KRIS.

Topcareer.id – Di masa pandemi ini yang membuat setiap sektor beradaptasi berubah ke sistem serba digital, juga ikut membuat BPJS Kesehatan terus melakukan inovasi. BPJS Kesehatan berinovasi dengan menyediakan beberapa layanan digital.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyebutkan salah satu layanan digital yang dikembangkan BPJS Kesehatan, yakni pelayanan kesehatan berbasis teknologi berupa telekonsultasi.

“Ada pelayanan kesehatan berbasis teknologi berupa telekonsultasi antara dokter di FKTP dengan peserta dan telemedicine antara faskes. Sudah lebih dari 9,3 juta telekonsultasi yang telah dimanfaatkan,” kata Ali Gufron dalam Acara Media Workshop BPJS Kesehatan, Kamis (28/10/2021).

Tak hanya itu, dari sisi administrasi kepesertaan, BPJS Kesehatan telah menghadirkan program BPJS Siap Membantu (BPJS SATU!).

Artinya akan ada petugas BPJS Kesehatan dengan menampilkan identitas tertentu yang siap membantu peserta JKN-KIS jika mengalami kendala atau keluhan dengan pelayanan rumah sakit.

Baca juga: Telkom Raih Penghargaan Terkait Kesetaraan Gender Di Tempat Kerja

Ali Gufron mengatakan, BPJS Kesehatan juga mengoptimalkan aplikasi Mobile JKN, layanan administrasi peserta tanpa tatap muka juga ada Pelayanan Administrasi Melalui WhatsApp (Pandawa).

BPJS Kesehatan juga menghadirkan Chat Assistant JKN atau disingkat dengan nama Chika. Chika membuka pelayanan melalui WhatsApp pada nomor 08118750400.

BPJS Kesehatan dan rumah sakit provider bahkan menghadirkan display ketersediaan tempat tidur hingga jadwal tindakan operasi yang memberikan kemudahan bagi peserta dalam mengakses layanan fasilitas kesehatan.

Melalui aplikasi Mobile JKN, peserta juga bisa melakukan antrean online demi mengurangi antrean selama di faskes.

“Ini tentu memerlukan kerja sama yang baik dengan fasilitas kesehatan, di mana untuk antrean online ini sudah diterapkan di sekitar 79,2% fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 95% rumah sakit,” ujar Ali Gufron.**(Feb)

Exit mobile version