Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Covid-19

China Sebut Laporan Tentang Asal COVID-19 yang Dilakukan AS Tak Bisa Dipercaya

Varian covid-19COVID-19.

Topcareer.id – Sebuah laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasikan mengatakan masuk akal bahwa pandemi COVID-19 berasal dari laboratorium tidak ilmiah dan tidak memiliki kredibilitas.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (31/10).

Laporan intelijen AS yang diperbarui dan terbit pada hari Sabtu (30/10), mengatakan bahwa asal alami dan kebocoran laboratorium adalah hipotesis yang masuk akal untuk menjelaskan bagaimana SARS-CoV-2 menginfeksi manusia pertama kali, tetapi kebenarannya mungkin tidak akan pernah ada atau diketahui.

Wang Wenbin melalui situs web Kementerian Luar Negeri China menanggapi laporan tersebut dengan mengatakan “kebohongan yang diulang seribu kali tetaplah kebohongan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa dinas intelijen AS “memiliki reputasi untuk berbohong dan penipuan.”

“Penelusuran asal-usul virus corona baru adalah masalah serius dan kompleks yang harus dan hanya dapat diteliti melalui kerja sama ilmuwan global,” jelasnya.

Baca juga: AS Kecewa China Tolak Rencana Penyelidikan Asal Usul COVID-19

China secara konsisten membantah tuduhan bahwa virus itu bocor dari laboratorium spesialis di kota Wuhan, tempat COVID-19 pertama kali teridentifikasi.

Sebuah studi bersama oleh China dan WHO yang diterbitkan tahun ini mengesampingkan teori bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium.

Mereka mengatakan bahwa hipotesis yang paling mungkin adalah virus itu menginfeksi manusia secara alami, mungkin melalui perdagangan satwa liar.

Kritikus mengatakan penelitian itu gagal menyelidiki laboratorium Wuhan dan tidak memeriksa data mentah yang diperlukan untuk memahami rute penularan awal virus.

WHO bulan lalu membentuk Kelompok Penasihat Ilmiah baru tentang Asal-usul Pandemi (SAGO) dan meminta China untuk menyediakan data mentah untuk membantu penyelidikan baru. Namun, China telah menolaknya, mengutip aturan privasi pasien.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply