Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Menko PMK: Siswa SMK Semestinya sudah Kerja sebelum Tamat!

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy beberkan sejumlah antisipasi pergerakan selama libur Nataru 2023/2024.Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy beberkan sejumlah antisipasi pergerakan selama libur Nataru 2023/2024. (foto: Kemenko PMK)

Topcareer.id – Pendidikan vokasi salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi fokus pemerintah dalam menciptakan lulusan sumber daya manusia yang siap kerja.

Sebab pelajar SMK tidak hanya dibekali dengan pelajaran teori saja, melainkan dituntut juga untuk memiliki keahlian dan melakukan praktek yang disesuaikan dengan jurusan dan kebutuhan dunia kerja.

Oleh sebab itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menegaskan bahwa pendidikan SMK seharusnya mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja. Bahkan, sebelum tamat dari sekolah mestinya para siswa SMK harus sudah bekerja.

“Saya berharap siswa-siswa SMK itu memang disiapkan untuk kerja. Karena itu, mereka harus sudah kerja sebelum tamat. Jadi dia sudah biasa bekerja sebelum tamat. Jangan sampai nanti sudah tamat baru belajar kerja. Itu bedanya SMA dengan SMK,” ujar Menko PMK di Berau, Kalimantan Timur, Selasa (2/11/2021).

Karena lulusan SMK harus lebih siap dalam menghadapi dunia kerja, Menko PMK pun mengatakan perlunya pembiasaan mulai dari pendidikan di sekolah. Salah satunya yaitu dengan menghadirkan suasana kerja termasuk peralatan yang sudah berteknologi digital yang sesuai perkembangan dunia industri.

Baca juga: Buruan! Perusahaan BUMN, Rajawali Nusindo Buka Lowongan Kerja

“Ini menjadi sangat mutlak dimiliki oleh semua SMK. Kalau perlu tidak ada ruang kelas, kelasnya ya di tempat workshop. Di sini beri kursi-kursi, nanti gurunya di situ memberi penjelasan, kemudian langsung lihat bendanya apa yang harus dilakukan. Jadi lebih konkret. Kalau hanya diceritakan di kelas saja nanti enggak dapat apa-apa,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Menko PMK, Kepala SMK juga diharapkan tidak hanya memikirkan tujuan untuk memperbanyak jumlah siswa, akan tetapi memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan lulusan SMK yang benar-benar produktif. Dan para guru juga diminta untuk lebih peka dalam menyiapkan mental dan karakter siswa SMK yang siap menjadi tenaga kerja.

“Yang paling penting sekali adalah karakter dan mental itu sebenarnya. Dia (siswa) tidak boleh lagi kalau sudah masuk SMK itu terus main-main, masih keluyuran. Harus tahu betul bahwa waktu itu untuk bekerja, untuk berproduktif. Nanti kalau itu sudah terbentuk, percaya sama saya, orang berhasil itu karena kerja. Tidak ada istilahnya orang tidak bekerja keras terus berhasil,” tandas Menko PMK.**(Feb)

the authorSherley Agnesia

Leave a Reply