Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Covid-19

Sperma Pria yang Tak Divaksinasi COVID-19 Berharga Mahal di Masa Depan, Benarkah?

Ilustrasi sperma

Topcareer.id – Sempat beredar kabar viral yang menyatakan bahwa sperma dari pria yang tidak divaksinasi adalah The Next Bitcoin.

Gagasan bahwa harga sperma dari pria yang tidak divaksinasi diprediksi nilainya melebihi Bitcoin dan emas telah beredar di Twitter tahun ini.

Namun, sejauh ini belum ada cukup bukti yang memperkuat gagasan tersebut, sehingga masih dianggap merupakan disinformasi alias hoaks yang memang sengaja disebar oleh para anti-vax.

Sejauh ini negara seperti Swedia dan AS mengalami krisis kekurangan sperma berkualitas yang cukup parah.

Para donor banyak yang menghindari datang rumah sakit untuk mendonorkan spermanya setelah diharuskan vaksinasi akibat pandemi virus corona.

“Kami kehabisan sperma. Kami tidak pernah memiliki pendonor yang begitu sedikit seperti tahun lalu,” kata kepala unit reproduksi Rumah Sakit Universitas Gothenburg kepada media.

Jadi, benarkah sperma dari pria yang tidak divaksinasi bakal seberharga mata uang kripto berikutnya?

Baca juga: Fauci: Bayi dan Balita Bisa Divaksinasi COVID-19 di Awal 2022

Semua sperma tidak terganggu vaksinasi
Vaksinasi COVID-19 pada kenyataannya tidak mempengaruhi kualitas atau jumlah sperma.

“Ada bukti bahwa vaksin aman untuk pria dan tidak mempengaruhi produksi/kualitas sperma,” kata Tony Chen, MD, asisten klinis profesor di departemen urologi Fakultas Kedokteran Stanford, AS.

Sebaliknya, tidak divaksinasi secara eksponensial meningkatkan kemungkinan sakit, dan jika sampai tertular COVID-19, sperma juga akan sakit.

Virus SARS-CoV-2 telah ditemukan di jaringan testis dan penis orang yang terinfeksi, dan ini dapat menyebabkan infertilitas serta disfungsi ereksi.

Pada orang yang telah tertular COVID-19 dan pada mereka yang pulih, virus juga telah terdeteksi dalam air mani mereka.

Tidak ada alasan untuk tetap tidak divaksinasi. “Studi jangka panjang diperlukan, tetapi saat ini jelas bahwa melindungi kesuburan seseorang justru adalah manfaat lain dari vaksinasi terhadap COVID-19,” kata Chen.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply