Topcareer.id – Menu makanan yang tidak sehat, merokok dan kurang olahraga mengurangi seberapa banyak yang dapat dicapai karyawan setiap hari, sebuah penelitian baru menemukan.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Brigham Young, Organisasi Penelitian Peningkatan Kesehatan dan Pusat Penelitian Kesehatan di Healthways, mengungkapkan bahwa pilihan gaya hidup individu yang tidak sehat dapat mengakibatkan tingkat kehilangan waktu kerja produktif yang jauh lebih tinggi.
Secara khusus, studi tersebut menemukan bahwa karyawan dengan pola makan yang tidak sehat 66 persen lebih mungkin mengalami penurunan produktivitas dibandingkan mereka yang secara teratur makan biji-bijian, buah-buahan dan sayuran.
Selain itu, karyawan yang hanya berolahraga sesekali 50 persen lebih mungkin melaporkan memiliki tingkat produktivitas yang lebih rendah daripada karyawan yang berolahraga secara teratur, sementara perokok 28 persen lebih mungkin menderita penurunan produktivitas daripada bukan perokok.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa karyawan yang mengalami kesulitan berolahraga selama sehari kerja 96 persen lebih mungkin mengalami penurunan produktivitas, sementara mereka yang tidak percaya lingkungan tempat kerja mereka akan mendukung mereka untuk menjadi lebih sehat secara fisik dan emosional lebih mungkin untuk melihat penurunan produktivitas.
“Penelitian kami menegaskan bahwa hilangnya produktivitas karyawan dikaitkan dengan kesejahteraan yang rendah, perilaku kesehatan yang buruk, peningkatan risiko kesehatan dan adanya penyakit kronis,” kata Dr. James Pope, wakil presiden dan kepala petugas sains untuk Healthways, dikutip dari laman Business News Daily.
Baca juga: Tidur Dengan Penyumbat Telinga, Amankah?
“Informasi ini penting karena jumlah karyawan dengan kelebihan lemak tubuh, pola makan yang buruk, diabetes, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak telah meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara ini.”
Penelitian menemukan bahwa sejumlah faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan dan pribadi berkontribusi terhadap penurunan produktivitas, termasuk tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan tugas pekerjaan, dukungan teknologi yang tidak memadai, dan tekanan keuangan.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa kehilangan produktivitas tertinggi di antara mereka yang berusia antara 30 dan 39 tahun dan terendah di antara mereka yang berusia 60 dan lebih tua.
Itu lebih umum di kalangan wanita daripada pria, dan juga lebih umum di antara mereka yang berpisah, bercerai atau menjanda dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang sudah menikah.
Laporan tersebut menemukan bahwa pekerja administrasi atau kantor di industri jasa dan transportasi mengalami tingkat kehilangan produktivitas tertinggi, dengan mereka yang berada di industri pertanian, kehutanan, perikanan, konstruksi dan pertambangan memiliki tingkat terendah.
Studi yang didasarkan pada survei terhadap 19.803 karyawan yang bekerja di tiga perusahaan besar yang tersebar secara geografis, baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Population Health Management.**(Feb)