TopCareerID

Kerja Remote Hingga Interview Via Metaverse, Ini 6 Tren Kerja di 2022 (Bagian 1)

Terapis berbagi tips agar tidak stres kerja di 2022.

Topcareer.id – Hampir di tiap akhir tahun, prediksi atas setiap hal bermunculan untuk menebak seperti apa tren di tahun berikutnya. Begitu pula dengan tren tempat kerja yang akan dihadapi pada 2022. Akan seperti apa tren kerja 2022, apalagi pandemic masih sulit diprediksi.

Dalam laman Forbes, Jack Kelly, seorang perekrut eksekutif yang juga CEO, menjabarkan beberapa perubahan yang 30-65 persen kemungkinan akan terjadi di tempat kerja. Berikut prediksinya.

1. Jam kerja fleksibel, 5 jam kerja sehari hingga empat hari kerja seminggu

Pasar kerja sangat panas, dan sepertinya akan berlanjut hingga 2022. Alasannya didasarkan pada fakta bahwa tingkat pekerjaan hampir kembali ke tempat sebelum wabah. Bisnis tidak dapat menemukan cukup pekerja untuk memenuhi permintaan.

“Para pemimpin bisnis mengakui bahwa orang ingin diperlakukan sebagai orang dewasa dan menawarkan kebebasan dan otonomi. Ini termasuk menawarkan serangkaian gaya kerja berbeda yang disesuaikan agar sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka,” kata Kelly.

Ini termasuk memberi karyawan pilihan seperti tiga hari akhir pekan, jam kerja yang disesuaikan lebih dahulu, dan fleksibilitas—yang berarti seorang pekerja dapat memutuskan sendiri di mana dan kapan mereka bekerja.

2. Sistem kerja remote (jarak jauh)

Pandemi menunjukkan bahwa tidak perlu pergi ke kantor, membuang waktu hampir tiga jam sehari, dan kehilangan waktu berkualitas bersama keluarga yang tidak akan pernah bisa kamu dapatkan kembali. Bisnis telah menghapus rencana mereka untuk kembali bekerja.

Baca juga: Alasan Bulan Desember Waktu Terbaik Untuk Pindah Kerja (Bagian 1)

“Studi menunjukkan bahwa orang mengatakan mereka akan berhenti dari pekerjaan mereka jika dipaksa untuk berhenti bekerja dari rumah. Dengan Omicron, hampir pasti bahwa paruh pertama tahun 2022 sebagian besar akan bekerja remote.”

3. Benefit soal kesehatan mental dan kesejahteraan emosional

Pada 2022 akan menjadi tahun di mana kesehatan mental, kesejahteraan emosional, dan empati akan dikedepankan. Setelah dua tahun menyaksikan orang jatuh sakit dan mati, terisolasi di rumah, menarik diri dari bersosialisasi dan menghadapi ketakutan dan kecemasan—para pemimpin bisnis akan mengatasi masalah ini.

Pemimpin yang empatik akan menanyakan apa yang dibutuhkan pekerja mereka, dan memberikan layanan tersebut.

“Ini dapat mencakup sesi konseling dengan terapis untuk pekerja dan keluarganya, tiket masuk ke pusat kebugaran dan kesehatan, aplikasi dan platform kesehatan mental, hari libur ekstra, tidak ada hari Zoom, dan cuti selama seminggu untuk memungkinkan semua orang melakukan dekompresi,” ujar Kelly.

Exit mobile version