TopCareerID

Cara Pekerja Migran Pertahankan Komunikasi dengan Anak

Ilustrasi Anak anak. Dok/Avopix

Topcareer.id – Banyak sekali anak-anak pekerja migran di Indonesia yang mengalami broken home akibat ditinggal orangtuanya pergi bekerja ke luar negeri.

Dibutuhkan cara komunikasi yang berbeda untuk menghadapi mereka, dan para orangtua sebagai pekerja migran harus bisa memahami hal ini.

Sarah Riway, salah satu pengurus organisasi Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Malaysia yang sudah menjadi pekerja migran selama 3 tahun mengakui bahwa tidak mudah untuk meninggalkan anak-anak pergi bekerja di luar negeri.

Dorongan faktor ekonomi di Indonesia yang sangat tinggi telah memaksa Sarah meninggalkan keluarganya, bukan karena tidak sayang namun demi masa depan anak-anaknya juga.

Salah satu hal yang menjadi tantangan bagi para orangtua pekerja migran adalah cara berkomunikasi dengan anak-anak.

“Masalah komunikasi saya usahakan setiap hari, di mana ada waktu luang saya akan telepon mereka, saya berusaha agar setiap hari bisa menanyakan kabar anak-anak.” Kata Sarah menceritakan pengalamannya dalam sebuah Webinar Migrant Talk bertajuk HIlangnya Perhatian pada Anak-Anak Pekerja Migran, Selasa (21/12/2021).

Sebagai orangtua, Sarah mengaku salah satu cara berkomunikasi dengan anak-anaknya adalah dengan memberi pujian ketika anak melakukan sesuatu yang baik.

Sarah juga menjaga komunikasi yang baik dengan orangtuanya sebagai orangtua pengganti yang mengasuh anak-anaknya.

Baca juga: Begini Cara Menangani dan Berkomunikasi dengan Gen Z

Menurut Psikolog Klinis Emeldah Suwandi, komunikasi harus disesuaikan dengan tahap usia anak, karena akan berbeda cara berkomunikasi dengan anak yang masih kecil dan yang sudah mulai besar.

“Sesuaikan dengan tahap usia, saat remaja, anak sudah bisa diajak ngobrol lebih panjang, namun harus cari waktu yang tepat untuk diskusi dengan anak. Untuk yang usianya masih kecil sederhanakanlah bahasanya agar anak lebih mengerti,” jelas Emeldah.

Komunikasi yang rutin bisa membuat anak-anak tetap merasa dekat terhadap orangtuanya, dan menghindari anak menjadi canggung ketika bertemu dengan orangtuanya.**(Feb)

Exit mobile version