Topcareer.id – Twitter Inc pada hari Senin (17/1) mengatakan bahwa pihaknya akan memperluas fitur pengujiannya yang memungkinkan pengguna untuk menandai konten yang menyesatkan di platform media sosialnya.
Perusahaan telah memperkenalkan uji coba fitur tersebut pada Agustus 2021 lalu, sebagai bagian dari upayanya untuk mengurangi kesalahan informasi di platformnya.
Fitur ini pertama kali diuji di Amerika Serikat, Australia dan Korea Selatan.
Baca juga: Ungguli Snapchat dan Twitter, TikTok Berpotensi jadi Media Sosial Terbesar Ketiga di 2022
Sejak pertama kali diumumkan, Twitter mengatakan telah menerima sekitar 3 juta laporan dari pengguna.
Semuanya melapor telah menggunakannya untuk menandai tweet yang mereka yakini melanggar kebijakan dari Twitter.
Raksasa media sosial tersebut tahun lalu juga telah meluncurkan program lain yang disebut Birdwatch.
Fitur tersebut memungkinkan pengguna menulis catatan dan memberikan konteks tambahan untuk tweet yang menyesatkan, meskipun catatan itu disimpan di situs web terpisah.**(Feb)