Topcareer.id – Ketika kamu berada di persimpangan jalan untuk memilih jalur karier yang tepat, banyak orang memberi saran, “Ikuti passion kamu.”
Tapi, tidak sesederhana itu. “Dalam 20 tahun saya sebagai pelatih karier, kesalahan terbesar yang dilakukan orang ketika mencoba mengikuti passion atau hasrat mereka adalah terjebak dalam memikirkan apa yang akan mereka katakan ketika seseorang bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu lakukan?” kata J.T. O’Donnell, seorang pelatih karier yang juga pendiri dan CEO Work It Daily.
Saya sering mendengarnya dengan klien saya, terutama orang-orang muda:
“Saya ingin membuat orang tua saya bahagia dengan menjadi seorang dokter.”
“Saya ingin menjadi pengacara yang sukses karena dipandang sebagai posisi yang bergengsi.”
“Teman saya adalah seorang pengusaha sukses, dan hidupnya tampak hebat. Saya menginginkan itu juga.”
“Saya akan senang dengan pekerjaan apa pun selama itu di perusahaan besar seperti Google, Apple, atau Microsoft.”
Konsekuensi dari mencoba untuk jadi mengesankan
Orang cenderung mendasarkan pilihan kariernya dengan memikirkan reaksi orang lain ketika ia memberi tahu apa profesi mereka.
Misalnya, “Apakah mereka akan lebih menghormati saya jika saya mengatakan saya bekerja sebagai [X], bukannya [Y], untuk mencari nafkah?”
Ilmu pengetahuan juga menegaskan hal ini. Ini disebut kecanduan pujian.
Seseorang cenderung berpikir ingin membuat orang lain terkesan, karena itu bisa memberinya perasaan bahagia walau sementara.
Tetapi konsekuensinya kemungkinan akan muncul bertahun-tahun kemudian, ketika mungkin seseorang menemukan dirinya terjebak dalam karier yang membuatnya sengsara.
Baca juga: Duh, Ternyata Praktik Kepemimpinan Ini Bisa Rusak Karier Orang
Cara mengejar jalur karier yang tepat
Solusinya adalah perubahan total pola pikir. Lebih fokus dalam menjawab: “Apa yang ingin kamu lakukan?”
Berhentilah mengkhawatirkan bagaimana orang lain memandangmu dan fokuslah pada kekuatanmu, pekerjaan yang kamu sukai, keterampilan yang dapat kamu manfaatkan, dan jenis masalah yang ingin kamu pecahkan.
Misalnya, jika kamu suka menulis, kamu mungkin bisa mempertimbangkan karier di bidang jurnalisme atau copywriting.
Atau bahkan digital marketing di mana kamu menggunakan narasi untuk mengomunikasikan pesan yang bisa memikat audiens.
Kamu tidak akan segera menemukan jalur karier yang sempurna. Dibutuhkan tingkat penilaian diri yang konstan dan mendalam.
Lebih penting lagi, kamu harus jujur pada diri sendiri.
Ingat, kamu tidak bisa membangun karier yang hanya memuaskan harapan dan impian orang lain.
Hal paling cerdas untuk dilakukan adalah menempatkan kebahagiaanmu sendiri terlebih dahulu.**(Feb)