Topcareer.id – Karyawan di Indonesia kecil kemungkinannya untuk bertahan dalam pekerjaan mereka, hal ini diungkap oleh Survei Mercer Indonesia yang diterbitkan belum lama ini.
Ya, skor keterlibatan karyawan di Indonesia terus melampaui rata-rata Asia Pasifik dan global, kecuali niat karyawan untuk tetap tinggal.
Survei tersebut menulis, meskipun sembilan dari 10 karyawan mengatakan mereka termotivasi dan bangga dengan apa yang mereka lakukan, hanya 67% yang mengindikasikan bahwa mereka kemungkinan besar akan bertahan dalam pekerjaan mereka. Ini merupakan sebuah cerminan dari kurangnya persepsi peluang pertumbuhan karier di organisasi mereka saat ini.
Untuk studi ini, Mercer mengumpulkan data dari lebih dari 23.200 karyawan dari perusahaan lokal dan multinasional di Indonesia.
Tekanan pandemi dan kemajuan karier yang terbatas tercatat telah muncul sebagai pendorong utama tertkait tingkat gesekan yang lebih tinggi dari biasanya.
Baca juga: Mengatasi Turnover Tinggi dengan Exit Interview
30% dari karyawan yang disurvei merasa bahwa mereka tidak dapat memenuhi tujuan karier mereka di perusahaan tempat mereka berada, sementara satu dari empat mengatakan mereka tidak dapat mempertahankan keseimbangan kehidupan kerja yang wajar.
Dengan kurangnya peluang peningkatan keterampilan yang membatasi potensi mereka untuk berkembang dan tumbuh, profesional karier menengah di usia 30-an yang memiliki lebih dari setengah kehidupan kerja di depan mereka, adalah yang paling kecil kemungkinannya untuk bertahan dalam pekerjaan mereka.
Mengomentari temuan ini, Isdar Marwan, Director of Career Services Mercer di Indonesia, mengatakan: “Tampaknya ada kesenjangan dalam ekspektasi karyawan untuk kemajuan karier di Indonesia dibandingkan dengan tenaga kerja global.”
“Karyawan percaya bahwa mereka dapat mencari peluang yang lebih baik dan lebih besar di luar organisasi mereka saat ini, oleh karena itu mereka sering memilih untuk tidak tinggal.”
Menurut Isdar Marwan, 40% karyawan tidak memiliki pemahaman yang baik tentang kemungkinan jalur karier di perusahaan mereka. Oleh karena itu, perusahaan harus mengambil langkah lebih aktif untuk terhubung dengan karyawan mereka untuk mewujudkan tujuan karier mereka.
“Ini dapat berarti memperkenalkan jalur karier yang jelas, hingga platform pencocokan bakat bagi karyawan untuk sementara dengan mengambil proyek baru atau menerapkan program rotasi lintas fungsi,” ujarnya.