TopCareerID

Mengenal Sekolah Farmasi ITB yang Punya Kelas Internasional dan Prospek Kerjanya

Sekolah Farmasi ITB. (dok. ITB)

Topcareer.id – Sekolah Farmasi ITB memiliki program Kelas Internasional dengan dua program studi, yaitu Sains dan Teknologi Farmasi serta Farmasi Klinik dan Komunitas.

Dalam sosialisasinya pada Jumat (18/2/2022) lalu, Dosen Kelompok Keahlian Biologi Farmasi, Sekolah Farmasi ITB, Defri Rizaldy menyampaikan, pendidikan di Sekolah Farmasi ITB ditempuh selama 8 semester untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S. Farm). Lalu, dapat dilanjutkan dengan 2 semester pada sekolah keprofesian apoteker.

Ia juga menjelaskan soal beragam research group yang ada di Sekolah Farmasi ITB. Mulai dari pharmacochemistry, pharmaceutics, pharmaceutical biology, pharmacology clinical pharmacy, dan sport science.

“Kelima bidang ini tentunya memberikan kontribusi dan inovasi yang berbeda untuk keilmuan farmasi,” kata Defri, dikutip dari laman resmi ITB, Rabu (2/3/2022).

Sementara, program internasional Sekolah Farmasi ITB memiliki beberapa perbedaan dengan program lainnya. Perbedaannya adalah perkuliahan dan praktikum yang dibawakan dalam bahasa Inggris.

Selain itu, kata Defri, mahasiswa program Internasional akan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pertukaran pelajar atau internship di luar negeri serta dapat melakukan tugas akhir atau riset di perguruan tinggi luar negeri yang juga mitra dari ITB.

“Berbagai program tersebut disebut International Exposures,” ujar Defri.

Baca juga: Ini Ciri Karier Kamu Tidak Berkembang, Segera Lakukan Perbaikan

Program internasional Sekolah Farmasi ITB memiliki berbagai global partners yang sangat luas di luar negeri. Mulai dari Oregon State University, Universiteit Leiden, Kyunghee University, Universiti Sains Malaysia, Universitat Oldenburg, Mahidol University, Cyberjaya University College, Universiti Teknologi Mara, dan masih banyak lagi seperti yang tertera pada slide presentasi.

“Dua program studi dari Sekolah Farmasi ITB yaitu Farmasi Klinik dan Komunitas serta Sains dan Teknologi Farmasi juga sudah terakreditasi secara internasional oleh ASIIN.”

Prospek serta lapangan kerja dari lulusan Sekolah Farmasi ITB juga sangat beragam. Mulai dari industri farmasi hingga pemerintahan.

Ia menabarkan, secara rinci, 39.11% lulusan Sekolah Farmasi ITB bekerja di Industri Farmasi, 14,89% bekerja di pemerintahan, 10,98% bekerja di Rumah Sakit, 14,7% bekerja sebagai pharmacist, 2,66% bekerja sebagai researcher, 14,47% sebagai dosen dan guru, serta 3,19% bekerja sebagai pengusaha.

Sekolah Farmasi ITB juga telah menghasilkan banyak pengusaha terkenal yang telah memajukan industri farmasi seperti Rudy Soetikno dari Dexa Medica, Nurhayati Subakat dari Paragon, Jahja Santosa dari Sanbe, dan Andi Wijaya dari Prodia.
Terakhir, dijelaskan terkait biaya pendidikan untuk menempuh pendidikan di Program Internasional Sekolah Farmasi ITB.

Biaya pendidikan ini terbagi dua menjadi donation for institutional development yang hanya dibayarkan sekali serta tuition fee yang dibayar setiap setengah tahun sekali. Selain itu, berbagai dokumen persyaratan serta ITB AQ Test wajib dilampirkan untuk mendaftar.

Exit mobile version