Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Jepang akan Hapus Semua Pembatasan COVID-19

Warga Jepang memakai masker. (dok. Somag News)

Topcareer.Id – Jepang mengumumkan pencabutan pembatasan COVID-19 yang akan berlaku di Tokyo dan 17 prefektur lainnya. Langkah ini diambil menyusul gelombang infeksi varian Omicron yang terus surut.

Perdana Menteri Fumio Kishida menyampaikan hal tersebut pada pukul 7 malam waktu setempat, Rabu (16/3), seperti dikutip dari Reuters.

Kishida juga akan mengumumkan pencabutan pembatasan pada 21 Maret, bersama dengan pelonggaran lebih lanjut dari tindakan perbatasan.

Tokyo mencatat 7.836 kasus virus corona pada hari Selasa (15/3), turun 12% dari minggu sebelumnya.

Gelombang Omicron telah menyebabkan rekor tingkat infeksi di ibu kota dan di seluruh Jepang pada bulan Februari.

Dan hal tersebut dinilai sebagai gelombang pandemi paling mematikan di negeri sakura itu sejauh ini.

Setelah awal yang lambat, program booster vaksin COVID-19 pemerintah juga telah dipercepat.

Kini sekitar 71% populasi lansia Jepang yang rentan telah menerima dosis ketiga vaksin COVID-19.

Terkait pelonggaran pembatasan, pejabat di prefektur barat Osaka sempat mempertimbangkan untuk meminta perpanjangan pembatasan karena rawat inap yang tinggi.

Namun akhirnya pembatasannya berakhir, layanan berita Kyodo melaporkan. Langkah tersebut diharapkan akan berdampak pada perekonomian, khususnya sektor jasa.

“Sejumlah permintaan layanan tertentu akan dipenuhi jika pembatasan dicabut karena rumah tangga memiliki cukup banyak tabungan sekarang dan itu bertepatan dengan liburan musim semi,” kata Daiju Aoki, kepala ekonom Jepang di UBS SuMi TRUST Wealth Management.

Baca juga: Jepang Desak Warganya agar tidak Mendiskriminasi yang Tidak Divaksin Covid-19.

Pakar kesehatan mengatakan gelombang Omicron saat ini belum berakhir, dan varian baru bisa muncul kapan saja.

Tetapi pembatasan, yang digunakan berulang kali selama dua tahun pandemi, telah kehilangan keefektifannya pada perilaku publik.

“Kita perlu memiliki strategi berbeda untuk menekan penularan pada tahap ini,” kata Oshitani.Oshitani, penasihat utama respons pandemi pemerintah.

Kishida juga nantinya akan mengumumkan peningkatan batas kedatangan harian di Jepang dari 7.000 menjadi 10.000 mulai April 2022.

Ini menjadi langkah terbaru dalam melonggarkan peraturan perbatasan yang keras yang telah menuai kritik dari dunia bisnis.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply