Topcareer.id – Baru-baru ini ramai pembicaraan kasus Skizofrenia di Indonesia. Mungkin orang tidak terlalu peduli dengan hal ini.
Tapi yang membuatnya menjadi tren di Indonesia adalah unggahan twit yang menyebut Indonesia peringkat satu sebagai negara dengan kasus Skizofrenia tertinggi di dunia.
Ketika mencoba untuk cek kebenarannya di situs Google memang benar terlihat Indonesia menempati urutan pertama dengan DALY rate 321.870.
Apa itu skizofrenia? Seperti apa gejalanya dan bagaimana pengobatannya? Berikut ini pejelasan lebih mendalam agar kamu mengenal apa itu skizofrenia.
Lanjutan dari bagian pertama artikel:
Penyebab
Tidak diketahui apa penyebabnya, tetapi para peneliti percaya bahwa kombinasi genetika, kimia otak, dan lingkungan berkontribusi pada perkembangan gangguan tersebut.
Masalah dengan bahan kimia otak tertentu yang terjadi secara alami, termasuk neurotransmiter yang disebut dopamin dan glutamat, dapat menyebabkan gangguan ini.
Studi neuroimaging menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat orang dengan skizofrenia.
Tujuannya agar bisa segera dievaluasi secara mental oleh profesional kesehatan.
Faktor risiko
Meskipun penyebab pasti tidak diketahui, faktor-faktor tertentu tampaknya meningkatkan risiko mengembangkan atau memicu skizofrenia, termasuk:
- Memiliki riwayat keluarga
- Beberapa komplikasi kehamilan dan kelahiran, seperti malnutrisi atau paparan racun atau virus yang dapat memengaruhi perkembangan otak
- Menggunakan obat-obatan psikoaktif atau psikotropika selama masa remaja dan dewasa muda
- Komplikasi
Jika tidak diobati, dapat mengakibatkan masalah parah yang mempengaruhi setiap bidang kehidupan, seperti:
- Bunuh diri, upaya bunuh diri, dan pikiran untuk bunuh diri
- Gangguan kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
- Depresi
- Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain, termasuk nikotin
- Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah
- Isolasi sosial
- Masalah kesehatan dan medis
- Perilaku agresif, meskipun jarang terjadi
Menolong orang dengan skizofrenia
Jika kamu berpikir seseorang yang kamu kenal mungkin memiliki gejala gangguan mental ini, bicarakan dengannya secara baik-baik.
Meskipun kamu tidak bisa memaksa seseorang untuk mencari bantuan profesional, kamu bisa menawarkan dukungan.
Atau kamu bisa membantu orang yang kamu cintai dengan skizofrenia menemui dokter atau profesional kesehatan mental.
Jika orang yang kamu cintai mengalami gangguan mental ini dan menimbulkan bahaya bagi dirinya atau orang lain, segera hubungi bantuan tanggap darurat.
Baca juga: Tips Merawat Penderita Skizofrenia di Masa Pandemi
Pencegahan
Tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit ini, tetapi tetap berpegang pada rencana perawatan dapat membantu mencegah kekambuhan atau memburuknya gejala.
Selain itu, para peneliti berharap bahwa belajar lebih banyak tentang faktor risiko skizofrenia dapat mengarah pada diagnosis dan pengobatan lebih dini.**(Feb)