Topcareer.id – Hidup di masa pandemi punya efek tersendiri pada kesehatan kulit. Bahkan, di masa ini, kulit berpotensi rusak lantaran beberapa kebiasaan baru, seperti menggunakan masker dalam waktu lama, lebih sering cuci tangan, penggunaan hand sanitizer, hingga stress yang bisa berpengaruh pada kulit.
Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro, dr. Novi Kusumaningrum menyampaikan bahwa seringkali orang baru sadar setelah mereka mengalami persoalan tentang kesehatan kulit itu sendiri, tidak menjaganya sejak awal.
“Sebenarnya pemakaian tabir surya sejak dini sangat bagus bagi kesehatan kulit, kalau sudah di usia 30 atau 40 tahun menggunakan serum dan pelembab juga penting,” kata dr. Novi dikutip dari laman resmi UNDIP, Rabu (30/3/2022).
Ia menambahkan, kulit itu butuh hidrasi, jika regenerasinya tidak bagus, maka sel-sel kulit banyak yang mati akibatnya kulit menjadi kusam.
“Konsumsi 8 gelas atau 2 liter air putih, tidur yang cukup, jangan banyak stres, konsumsi vitamin yang ada kandungan antioksidan, bisa vitamin c atau vitamin E serta banyak makan sayur dan buah,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan penggunaan skincare bagi setiap orang berbeda atau kondisi kulit orang itu berbeda-beda, misalnya secara teori vitamin C bagus tetapi untuk kulit yang berminyak dan berjerawat serum vitamin C dosis tinggi tidak dianjurkan.
Baca juga: 8 Tanda Wanita Hanya Mengejar Uang Kamu, Bukan Cinta
Artinya harus kembali pada tipe atau jenis kulit masing-masing, lebih baik dikonsultasikan dahulu dengan dokter ahli kulit agar tahu jenis kulitnya dan produk skincare apa yang cocok digunakan.
Dalam memilih skincare, kata dia, sebisa mungkin hindari produk-produk yang berbahaya, seperti yang mengandung mercuri, hydroquinone dan formalin.
“Perawatan rutin bagi kulit yang diperlukan adalah wajib mencuci muka, terutama setelah dari bepergian, menggunakan pelembab yang disesuaikan dengan jenis kulit, kemudian penggunaan tabir surya, sementara krim malam digunakan sesuai kebutuhan kulit dan tidak wajib,” jelas dr. Novi.
“Merawat dan menjaga kecantikan kulit di masa pandemi ini harus tetap dilakukan, jangan sampai kulit kita tersiksa atau diabaikan misalnya karena penggunaan masker dan kesehatan tetap menjadi nomor satu,” pungkas dia.