Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Hewan di Kebun Binatang Ukraina Bunuh Diri Akibat Perang, Benarkah?

Topcareer.id – Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah menyebabkan hewan di kebun binatang Ukraina stres mati karena melukai dirinya sendiri akibat mendengar suara ledakan dan tembakan.

Pihak terkait sudah berupaya pemindahan beberapa hewan termasuk singa, harimau, dan kucing liar ke tempat baru di Polandia.

Namun, pemindahan ini tidak akan mungkin terjadi pada banyak spesies hewan.

Saat ini, European Association of Zoos and Aquaria (EAZA) dan World Association of Zoos and Aquariums (WAZA) bekerja untuk membantu kebun binatang Ukraina sebanyak mungkin.

Ada tiga kebun binatang besar yakni Kebun Binatang Nikolaev, Taman Zoologi Kyiv dan Kebun Binatang Kharkiv yang saat ini diserang oleh militer Rusia.

Orang mungkin berpikir hal terbaik yang harus dilakukan adalah mengevakuasi hewan jauh dari zona perang.

Tapi ini adalah upaya yang sangat berisiko. Dalam lingkungan yang tegang dan sulit, hewan mungkin takut dengan suara di sekitar mereka.

Memasukkan hewan yang stres ke dalam peti dan membawanya melintasi zona konflik yang bising dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian.

Pengelola Tempat Penampungan Satwa Liar yang tak jauh dari bandara internasional Kyiv, Natalia Popova mengatakan, hewan-hewan di sana sangat tertekan akibat kebisingan.

Tak sedikit hewan yang meronta-ronta di kandang dan mulai menyakiti diri sendiri.

“Seekor singa betina melukai cakarnya, sehingga tidak bisa berdiri. Seekor kijang muda menabrakkan dirinya ke dinding dan mati, setelah sebelumnya memutar lehernya,” ujarnya kepada BBC (27/3/2022).

Kebisingan mempengaruhi hewan
Hewan kebun binatang terbiasa dengan tingkat kebisingan hanya sebatas ketika pengunjung datang ke kandang mereka.

Bahkan suara obrolan manusia yang berisik terbukti menyebabkan hewan menjadi stres atau berubah perilakunya.

Namun, sebagian besar dampak pengunjung pada hewan masih dapat diabaikan.

Penelitian tahun 2019 menyelidiki bagaimana gajah, jerapah, dan emu mengatasi suara bising pekerjaan konstruksi kebun binatang.

Gajah, jerapah dan emu bereaksi dengan stres dan agitasi, mereka pindah ke daerah yang lebih tenang dari kandangnya.

Jerapah juga bergerak lebih dekat dengan hewan lain dalam kawanannya. Perilaku yang terlihat pada jerapah liar menunjukkan peningkatan perlindungan.

Dengan skala perang dan ledakan yang jauh lebih tinggi daripada kebisingan pekerjaan konstruksi, dapat diasumsikan bahwa ini akan memiliki dampak yang mengerikan pada hewan di kebun binatang Ukraina.

Baca juga: Dua Kuda Nil di Kebun Binatang Ini Positif COVID-19g Hong Kong Meninggalkan Hewan Peliharaannya, Ini Alasannya

Apakah hewan bisa bunuh diri?
Fenomena bunuh diri terutama bunuh diri massal pada satwa liar memang bisa terjadi.

Namun, sejauh ini diketahui hanya terjadi pada ordo rodentia atau hewan pengerat. Terutama lemming (Lemmus lemmus).

Lemming merupakan hewan pengerat kerabat hamster yang hidup di wilayah tundra dekat Kutub Utara.

Hewan ini ketika overpopulasi dan kekurangan makanan akan melakukan bunuh diri massal terjun ke laut dalam jumlah ribuan ekor.

Sementara itu di kebun binatang Ukraina dengan mayoritas hewan mamalia besar, sebetulnya bukan bunuh diri, melainkan kematian massal.

Satwa liar adalah hewan yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Kematian massal mungkin terjadi akibat faktor stres lingkungan.

Banyak di antaranya yang terlambat berhenti menabrakkan kepalanya ke tembok atau pagar besi dinding kandang karena stres.

Tentu ini mengakibatkan trauma kepala berat, terkadang sampai tulang tengkorak pecah, sehingga ini menyebabkan kematian massal.

Jadi, kasus kematian massal hewan di kebun binatang di Ukraina bukan bunuh diri. Namun lebih bersifat accidental death.

Ini sebagai akibat stres terhadap kondisi lingkungan. Bukan karena mereka ingin mati bunuh diri.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply