Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Saturday, November 23, 2024
idtopcareer@gmail.com
ProfesionalTren

Begini Lho, Budaya Kerja di Perusahaan Kosmetik Ternama L’Oréal

Chief Human Resources Officer L'Oreal Indonesia, Yenita Oktora menjelaskan budaya kerja di L'Oreal.Chief Human Resources Officer L'Oreal Indonesia, Yenita Oktora menjelaskan soal L'Oreal Brandstorm 2022.

Topcareer.id – L’Oréal adalah salah satu pemain besar di industri kosmetik dunia, yang juga ada di Indonesia. Bagaimana budaya kerja perusahaan skala multinasional tersebut? Seperti apa nilai-nilai perusahaan yang dibangun di dalamnya?

Chief Human Resources Officer L’Oréal Indonesia, Yenita Oktora menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam wawancaranya bersama Topcareer.id, Jumat (8/4/2022).

Dalam tanya jawabnya, Yenita mengatakan bahwa inovasi menjadi hal penting dalam nilai-nilai budaya kerja di L’Oréal. Selain inovasi, L’Oréal juga mengedepankan sustainability dalam banyak aspek di kantor.

Budaya kerja yang penting diterapkan oleh L’Oréal bagi semua pekerja, kata Yenita, yakni “teams are the new heroes” di mana yang menjadi pahlawan untuk perusahaan di sini bukan satu orang, melainkan tim itu sendiri.

“Jadi hero-nya bukan cuma superman, tapi the whole team. Jadi itu salah satu yang penting buat kami,” kata Yenita kepada Topcareer.id.

“Satu lagi ada bagian dari kita yang sering kita sebut ‘frame and trust.’ Ini berarti kita memberikan empowerment enablement. You give the frame and then you trust the people to do that,” ujar Yenita.

Jadi, kata Yenita, bukan budaya kerja micromanage yang ingin diciptakan. Ia mencontohkan,salah satunya yaitu system kerja fleksibel yang sudah diterapkan sejak sebelum pandemi.

Untuk diketahui, micromanagement ini merupakan sistem kepemimpinan yang memiliki dampak buruk kepada pekerja. Sistem ini identik dengan kontrol atasan yang berlebih sehingga pada akhirnya malah menghambat produktivitas serta moral pekerja.

Baca juga: Menaker: Tahun Ini THR Harus Kontan!

“Jauh sebelum pandemic, kita tuh sudah work from home, sudah ada flexible working. Jadi sekitar 2 tahun sebelumnya kita sudah tes, dari mulai sekali sebulan. Awalnya sekali sebulan, oh bisa juga, lalu 2 kali sebulan, lalu naik lagi seminggu sekali. Ketika pandemic sudah terbiasa, itu bagian dari frame and trust,” jelas Yenita.

“Kita percaya bahwa kamu enggak perlu absen kasih muka kamu di sini, tapi we know that u’ll be doing your job. Itu flexi work, flexi hours di L’Oréal,” tambah dia.

Lebih lanjut Yenita menuturkan bahwa di L’Oréal juga menganut system flexible hours atau jam kerja yang fleksibel di mana tidak berpatokan 9-5. Yang penting, lanjut Yenita, jika ada meeting yang dikategorikan penting, pekerja harus hadir dalam pertemuan itu.

Hal penting lainnya yang perlu diketahui soal value, L’Oréal ini “rajin” dalam mendengarkan pekerjanya yang ditunjukkan dengan adanya survei tahunan demi memperoleh tingkat kepuasan kerja karyawan.

“Ada namanya survey employee engagement, bertanya apakah kalian (pekerja) tuh happy nggak kerja di L’Oréal, apa saja improvement yang dibutuhkan, kalian merasa promosinya fair atau enggak, kalian merasa lingkungan kerjanya udah oke apa belum,” tutur Yenita.

Menurutnya, banyak sekali elemen yang menjadi ukuran untuk melihat apakah para pekerja sudah engange atau belum. Ketika pekerja engange, maka mereka akan happy untuk stay bekerja di L’Oréal. “Itu membuat culture kita lebih sehat,” pungkasnya.

Leave a Reply