Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Lebaran Ternyata dari Bahasa Jawa, Begini Asal Usulnya

Lebaran. Dok/KompasLebaran. Dok/Kompas

Topcareer.id – Lebaran adalah nama lain dari hari raya umat Islam, baik Idul fitri maupun Idul adha yang dirayakan setiap tahun atau setiap bulan Syawal.

Tidak terlalu jelas dari mana asal-usul kata tersebut. Namun sebagian besar menganggapnya berasal dari Bahasa Jawa.

Dalam bahasa Jawa Lebar-an artinya Sudah-an/Setelah-an atau Sesudahnya/Setelahnya, dan kalimat ini sudah terbiasa digunakan.

Jadi, lebaran dalam Islam yaitu Sesudah/Setelah melakukan kewajiban berpuasa dalam bulan Ramadan.

Sedangkan nama hari raya Idul fitri sendiri berasal dari bahasa Arab ‘id al-fitr yang berarti “kembali kepada fitrah.”

Hari raya idul fitri perayaannya terjadi setelah sebulan lamanya umat Muslim melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Kaum muslim Indonesia hingga sekarang lebih familier dengan kalimat Lebaran dalam merayakan Idul fitri.

Hari raya Idul fitri merupakan hari istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Idul fitri juga terkenal dengan tradisi mudik-nya, selain itu Indonesia juga punya tradisi ‘maaf-maafan’ atau sering disebut ‘Halal bil halal.’

Jadi, bagaimanapun asal-usulnya, yang pasti Lebaran mengandung makna tuntas, komplit, atau usai.

Artinya telah tuntas kewajiban menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadan.

Makna penting dari hari raya Idul fitri itu sendiri yakni harapan agar hati dan pikiran umat Islam semakin luas dan legowo dengan pintu maaf.

Uniknya, lebaran tak hanya dipakai untuk Idul fitri atau Idul adha (Lebaran Haji) saja, tetapi juga untuk “Lebaran Cina” yang menandai tahun baru dalam sistem kalendar Tionghoa.

Menariknya lagi, kata ini tidak digunakan untuk menyebut Hari Raya Natal. Jadi tidak ada istilah “Lebaran Natal,” yang ada hanya “Natalan.”

Dalam tradisi Jawa khususnya, menurut budayawan Umar Khayam, tradisi ini bermula sejak abad ke-15.

Pada saat itu diperkenalkan oleh Sunan Bonang, salah satu anggota Wali Songo yang berjasa dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa.

Sunan Bonang inilah yang konon awalnya memperkenalkan tradisi Lebaran dengan meminta umat Islam untuk saling bermaaf-maafan.

Tujuannya sebagai “penyempurna” atas pengampunan atau permaafan yang diberikan Allah SWT.

Dengan kata lain, setelah menjalani ibadah puasa ramadan, Allah SWT akan mengampuni atau memaafkan dosa-dosa umat Islam.

Maka dengan saling memaafkan satu sama lain, dosa dan kesalahan kepada sesama juga menjadi termaafkan.

Baca juga: Gelar Bakti Sosial, Kemnaker Bagikan Ratusan Paket 750 Paket Lebaran

Hari Raya Idul fitri
Biasa disebut “Lebaran Mudik” dan dilaksanakan ketika Idul fitri tiba.

Orang-orang Islam umumnya melakukan perjalanan pulang ke kampung halamannya dan saling bersalam-salaman serta bermaaf-maafan dengan tetangganya di kampung dan juga keluarganya setelah menunaikan salat Id.

Hari Raya Idul adha
Biasa disebut “Lebaran Haji”, karena memang pada saat-saat itu orang-orang Islam umumnya menunaikan ibadah Haji.

Seusai salat Id, biasanya diadakan pemotongan hewan kurban, dan daging hasil sembelih itu kemudian dibagikan kepada warga sekitar yang kurang mampu.

Pada hari raya Idul adha masyarakat Muslim juga menunaikan salat Id.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply