Topcareer.id – Hampir separuh penerima manfaat Kartu Prakerja, atau tepatnya 44,1%, berasal dari keluarga kurang mampu. Angka tersebut merupakan hasil studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Dituturkan oleh Ketua Kebijakan Peningkatan Ekonomi TNP2K, Raden Muhammad Purnagunawan, dari studi yang dilakukan terhadap 1000 penerima manfaat Kartu Prakerja Gelombang 7-11, diketahui jika insentif yang didapat dari Kartu Prakerja, digunakan untuk modal kerja, serta untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Dalam studi tersebut, disebutkan juga bahwa 9 dari 10 responden menyelesaikan program Kartu Prakerja hingga menerima insentif paska pelatihan. Mereka mengaku puas dengan pelatihan yang diberikan Kartu Prakerja, dan didorong motivasi intrinsik atau insentif paska pelatihan, untuk menyelesaikan pelatihan pertama mereka.
Baca juga: Waspada Situs Palsu, Daftar Kartu Prakerja Hanya di Situs Ini
Senada dengan studi yang dirilis, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto juga menyebut bahwa Kartu Prakerja sukses, efektif dan bermanfaat.
Program ini mampu menjadi salah satu jawaban terkait kebutuhan pembinaan kewirausahaan, di tengah tantangan ekonomi, serta persaingan yang ketat di dunia kerja.
“Hasil studi menunjukkan bahwa penerima manfaat yakni perempuan, penerima manfaat yang tinggal di luar Jawa, lulusan SMA atau lebih tinggi dan tinggal di perkotaan, sangat terbantu dengan adanya Program Kartu Prakerja.” tegasnya.
Seperti diketahui, Program Kartu Prakerja merupakan program pengembangan kompetensi kerja yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja atau buruh yang terkena PHK, dan yang membutuhkan peningkatan kompetensi.
Rencananya, dalam waktu dekat, pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 33 akan segera dibuka.