Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Wabah COVID-19 Meningkat, Korea Utara Salahkan ‘Benda Asing’ di Dekat Perbatasan Korea Selatan

Sumber foto: arstechnica.comSumber foto: arstechnica.com

Topcareer.id – Korea Utara mengklaim pada hari Jumat (30/6) bahwa wabah COVID-19 pertama di negara itu dimulai dengan pasien yang menyentuh “benda asing” di dekat perbatasan dengan Korea Selatan.

Pernyataan ini seolah menyiratkan Korea Utara tengah mengalihkan kesalahan ke negara tetangganya, atas melonjaknya gelombang infeksi COVID-19 di negara yang terisolasi itu.

Mengumumkan hasil penyelidikan, Korea Utara memerintahkan orang-orang untuk “dengan waspada menangani hal-hal asing yang datang oleh angin dan fenomena iklim lainnya, serta balon di daerah-daerah di sepanjang garis demarkasi dan perbatasan,” kata kantor berita resmi KCNA.

Badan tersebut tidak secara langsung menyebut Korea Selatan, tetapi para pembelot dan aktivis Korea Utara selama beberapa dekade menerbangkan balon dari arah Korea Selatan melintasi perbatasan yang dijaga ketat untuk mengantarkan selebaran dan bantuan kemanusiaan.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan “tidak ada kemungkinan” virus memasuki Korea Utara melalui selebaran yang dikirim melintasi perbatasan.

KCNA mengatakan semua kasus demam yang dilaporkan di negara itu hingga pertengahan April disebabkan oleh penyakit lain, tetapi tidak merinci.

“Sulit untuk mempercayai klaim Korea Utara, secara ilmiah, mengingat kemungkinan virus menyebar melalui objek cukup rendah,” kata Yang Moo-jin, seorang profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul.

Baca juga: Kim Jong Un Penjarakan Pejabat Korea Utara Yang Gagal Atasi Pandemi

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S. mengatakan risiko orang terinfeksi COVID-19 melalui kontak dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi umumnya dianggap rendah, meskipun mungkin.

Korea Utara melaporkan 4.570 lebih banyak orang dengan gejala demam pada hari Jumat (30/6). Jumlah total pasien demam yang tercatat sejak akhir April mencapai 4,74 juta.

Mengutip dari Reuters, Pyongyang telah mengumumkan jumlah pasien demam setiap hari tanpa merinci apakah mereka telah tertular COVID-19 karena kurangnya alat tes.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply