Topcareer.id – Pemerintah China tengah berencana membangun teknologi blockchain yang transparan, aman, dan bebas dari spekulasi.
Regulator lokal dihebohkan dengan tindakan orang tak dikenal yang mengaku telah meretas dan mencuri data satu miliar orang berukuran 23 terabyte.
Orang tersebut kemudian menjualnya di dark web seharga 10 BTC, atau sekitar US$203.562 atau sekitar Rp 3 miliar.
Akun dengan nama ChinaDan itu mengaku berhasil membobol data dari Shanghai National Police (SHGA).
ChinaDan merilis informasi tersebut di forum hacker ‘Breach Forum.’
“Basis data berisi informasi tentang satu miliar populasi nasional China dan beberapa miliar catatan kasus, termasuk nama, alamat, tempat lahir, nomor ID nasional, nomor ponsel, dan semua detail kejahatan atau kasus.”
Agar lebih meyakinkan, akun tersebut juga memberikan sampel sebanyak 750 ribu record.
Baca juga: Cara Lindungi Diri dari Pencurian Data Saat Melamar Kerja Online
ChinaDan juga mengkonfirmasi bahwa data diambil dari cloud pribadi yang disediakan oleh Aliyun, yaitu cloud Alibaba yang merupakan bagian dari jaringan kepolisian China.
Data yang dijual meliputi nama, alamat, nomor identitas, nomor handphone, catatan polisi dan juga catatan medis.
Binance mengklaim telah mengambil tindakan pencegahan dengan meningkatkan verifikasi untuk pengguna yang berpotensi terpengaruh.**(Feb)