Topcareer.id – Segala terobosan terus dilakukan Program Kartu Prakerja, sebagai langkah untuk mengiringi kesuksesan Kartu Prakerja yang saat ini sudah bersiap memasuki gelombang ke-39.
Salah satu terobosan yang paling banyak dibicarakan saat ini, adalah rencana pelatihan offline. Lalu, kapan rencananya skema pelatihan tatap muka ini akan diadakan?
“Karena PMO Prakerja adalah pelaksana, dan kita mengikuti apa yang digariskan kebijakannya oleh Komite Cipta Kerja, jadi kita intinya adalah ready, untuk melaksanakan pelatihan offline tersebut,” ucap Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, dalam webinar Dua Tahun Perjalanan Kartu Prakerja Mentransformasi Layanan Publik: Capaian, Pelajaran, Strategi ke Depan, Rabu (27/7/2022).
“Pak Menko Perekonomian di rapat terakhir menyampaikan kalau bisa di semester 2 tahun ini. Nah ini kan sudah semester 2, jadi tunggu aba-abanya dari Pak Menko Perekonomian saja, pasti beliau ada pertimbangan pertimbangan bersama dengan 14 menteri yang lain,” lanjutnya.
Bu Denni menambahkan, terkait kehadiran pelatihan offline, pihak Kartu Prakerja akan sangat berhati-hati dalam melangkah. Termasuk dengan mempertimbangkan segala sesuatunya dengan baik dan terperinci.
“Mengambil analogi yang pernah disampaikan Ibu Vivi Alatas, Kartu Prakerja itu seolah-olah kita seperti membawa bus bermuatan besar, dan jalur yang lurus. Begitu melakukan offline, ini seperti berbelok. Kalau berbelok kecepatannya kan enggak bisa sama, dan penumpangnya jangan banyak-banyak, nanti tumpah. Karena itu kita akan sangat hati-hati. Tapi komitmen kami, kita akan berusaha hadir sebenyak mungkin di banyak lokasi.”
Baca juga: Kartu Prakerja, Akselerator Inklusi Keuangan Indonesia
Selain itu, di luar kesiapan untuk menggelar pelatihan offline, Bu Denni juga menyebutkan bahwa pelatihan online saat ini masih menjadi solusi bagi banyak peserta, terutama dilihat dari beberapa kondisi geografis serta keseharian mereka.
“Ketika kami, misal saja ke Nias, Sumba, atau bertemu anak-anak kepulauan, di situ mereka justru berterima kasih kepada pelatihan online. Karena untuk anak-anak kepulauan, pelatihan online itu sangat membantu, lantaran mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk bergerak, seperti biaya transportasi, ngekost, dan makan,” terang Bu Denni.
“Karena jika pelatihannya hanya ada di provinsi, mereka harus meninggalkan pekerjaan mereka, ternak mereka, dan mata pencaharian mereka.”
Tak hanya itu, ketika melakukan tanya jawab di Media Sosial, banyak yang masih memilih pelatihan online sebagai cara mereka mendapatkan ilmu dari program ini.
“Ketika kita tanya di Instagram, apakah mereka suka online atau offline, ternyata mayoritas perempuan sukanya online. Karena mereka bisa belajar bisa sambil menunggu anak anak di rumah. sementara 50 % peserta Kartu Prakerja adalah perempuan.”
Oleh karena itu, Bu Denni juga memastikan jika pelatihan online akan tetap ada, meski nanti telah muncul pelatihan offline.
“Jadi kita juga harus punya sudut pandang yang luas. Jadi saat pelatihan offline hadir, pelatihan online juga harus tetap ada, sebagai pilihan buat para penerima Kartu Prakerja,” tegasnya.