Topcareer.id – Menurut penilaian independen terhadap efektivitas vaksin, dengan total 107,4 juta dosis yang dikirim ke Indonesia, vaksin AZD1222 diperkirakan telah mencegah 93.954 kematian lokal.
Data terbaru ini semakin menunjukkan efektivitas vaksin kami dalam menyelamatkan nyawa dan melindungi masyarakat Indonesia dari efek berbahaya COVID-19 yang memberikan dukungan penting bagi perjuangan Indonesia melawan pandemi berkelanjutan,” kata Sewhan Chon, President Director, PT. AstraZeneca Indonesia dalam siaran pers yang diterima Topcareer.id, Rabu (27/7/2022).
“AstraZeneca tetap berkomitmen untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang Indonesia untuk melindungi diri mereka sendiri dari dampak serius COVID-19, melalui vaksinasi primer dan booster,” tambahnya.
Analisis yang dilakukan oleh Airfinity, sebuah perusahaan data kesehatan, mencakup periode dari 8 Desember 2020 hingga 8 Desember 2021, menunjukkan bahwa secara global, vaksin AZD1222 diperkirakan telah menyelamatkan lebih dari 6,3 juta jiwa.
Menurut penelitian terbaru dari konsultan KPMG yang ditugaskan oleh AstraZeneca, selain berdampak pada kesehatan manusia, vaksinasi COVID-19 juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan dan terukur.
Di Indonesia, vaksinasi massal dari Januari hingga Oktober 2021 — yang mencakup tahap pertama peluncuran vaksin — diperkirakan telah menghemat US$8,1 miliar dalam biaya perawatan kesehatan pandemi.
Baca juga: Studi: Long Covid Bisa Sebabkan Disfungsi Seksual Hingga Kabut Otak
Sejak pandemi COVID-19 dimulai, AstraZeneca dan mitra globalnya telah merilis lebih dari 3 miliar dosis vaksin ke lebih dari 180 negara, dan sekitar dua pertiga dari dosis secara global telah dikirim ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
Vaksin AZD1222 merupakan vaksin ‘vektor virus’, dan vaksin ‘mRNA’ COVID-19, keduanya memberikan perlindungan tinggi terhadap rawat inap (91,3-92,5%) dan kematian (91,4-93,3%) setelah dua dosis tanpa memandang usia, tanpa perbedaan statistik di antaranya.
AZD1222 ditemukan oleh Universitas Oxford. Vaksin ini menggunakan vektor virus simpanse yang kekurangan replikasi berdasarkan versi virus flu biasa (adenovirus) yang dilemahkan yang menyebabkan infeksi pada simpanse dan mengandung materi genetik protein spike virus SARS-CoV-2.
Vaksin telah diberikan izin edar bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 125 negara. Vaksin ini juga memiliki Emergency Use Listing dari the World Health Organization, yang mempercepat jalur akses di hingga 144 negara melalui Fasilitas COVAX.