Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, May 2, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Benarkah Micin Bikin Bodoh? Ini Faktanya!

Overthinking. Dok/Pinkvilla

Topcareer.Id – Meski konsumsi MSG atau yang akrab disebut Micin tergolong merata di seluruh dunia, bahkan di Indonesia, masih ada banyak kekhawatiran terkait keamanannya bagi tubuh.

Beberapa mitos juga mengiringi kecemasan tersebut, salah satunya adalah anggapan bahwa Micin bisa membuat pengonsumsinya menjadi bodoh.

Menanggapi hal itu, Dokter spesialis anak dan edukator Kesehatan Ardi Santoso membantahnya. Ia memastikan tidak akan ada masalah apabila orangtua menambahkan Monosodium Glutamat (MSG) di makanan yang dikonsumsi anak-anak, selama dalam batasan yang wajar dan aman..

 “MSG itu bukan zat asing untuk tubuh. MSG juga aman untuk dikonsumsi semua tahapan usia, bahkan bayi pun memiliki kemampuan metabolik yang sama dengan orang dewasa. Kadar keamanan MSG dijelaskan dalam Permenkes dan Peraturan BPOM dengan batasan secukupnya,” kata Ardi saat menjadi pembicara dalam webinar Amankah MSG untuk Anak dan Solusi Tumbuh Kembang Anak yang Optimal, yang diselenggarakan Ajinomoto bekerja sama dengan Katadata, Selasa (2/8/2022).

“MSG boleh gak yah, berbahaya gak yah, pasti ada pertanyaan itu. Anak anak butuh makanan lezat, cita rasa yang enak gak mungkin hambar tapi ada takarannya, gula, garam, lemak. Tapi untuk MSG gimana? Jangan ragu yah, MSG tidak berbahaya asal dikonsumsi secukupnya.”

Baca juga:

  • Micin Aman untuk Anak? Ini Penjelasan Dokter
  • Air Susu Ibu (ASI) Mengandung Micin? Ini Penjelasannya

Ardi Santoso mengatakan, konsumsi MSG sangat merata di seluruh dunia. Fakta ini tentu menepis anggapan bahwa mengonsumsi micin bikin bodoh pada anak.

“Jadi kalau memang MSG bikin bodoh, tentu saja seluruh negara tidak akan mengonsumsi MSG dengan jumlah yang banyak,” kata Ardi.

Selain itu, Ardi juga memastikan bahwa mitos-mitos lain seputar micin seperti dapat mengganggu fungsi kerja otak, generasi micin, meningkatkan risiko asma, meningkatkan kanker, dan memicu kelebihan berat badan sama sekali tidak benar dan tidak meiliki kaitan.

Faktanya, kadar natrium (Na) pada MSG lebih sedikit ketimbang garam dapur. MSG mengandung 12% Na, sedangkan garam dapur 39%. Artinya, kandungan Na di MSG lebih sedikit dibandingkan garam dapur sehingga risiko hipertensi akibat konsumsi Natrium berlebih justru lebih tinggi pada garam dapur.

MSG Mampu Kurangi Konsumsi Harian Garam

Sebuah studi mengungkapkan, pengurangan garam dengan menambahkan MSG ke dalam masakan, dapat mengurangi kandungan Natrium sebesar 30% tanpa mengurangi kelezatannya.

“Peran MSG pada kesehatan tubuh manusia sangat banyak, mulai dari membantu pencernaan usus hingga dapat mengontrol nafsu makan,” kata Ardi.

Ditambahkan oleh Grant Senjaya, Public Relations Department Head PT Ajinomoto Indonesia, perusahaannya saat ini sedang mengampanyekan bijak penggunaan garam.

Salah satu tujuannya adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam, serta mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi penggunaan garam di dalam masakan.

“Bagi Ajinomoto, gizi yang baik adalah hal besar yang kami soroti dan merupakan modal penting bagi pertumbuhan generasi masa depan,” tegas Grant.

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply