Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Covid-19

AstraZeneca Mungkin akan Setop Jalani Bisnis Vaksin

Ilustrasi BPOM beri penjelasan terkait ramainya isu pembekuan darah Vaksin Covid-19 AstraZeneca.Ilustrasi BPOM beri penjelasan terkait ramainya isu pembekuan darah Vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Topcareer.id – AstraZeneca mungkin tidak akan bertahan lama dalam bisnis vaksin untuk jangka panjang, CEO-nya Sir Pascal Soriot mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa (23/8).

Soriot menunjukkan seberapa cepat nasib telah berubah untuk pembuat obat yang telah menghasilkan salah satu suntikan COVID-19 pertama, tetapi sejak itu kalah dari saingan.

Penundaan produksi, penyelidikan oleh regulator setelah kasus efek samping yang parah namun jarang terjadi, dan kekhawatiran tentang umur simpannya yang relatif pendek dibandingkan dengan suntikan lain telah menghambat produksi vaksin COVID-19 perusahaan.

Sekarang, di tahun ketiga pandemi di tengah kelebihan pasokan vaksin global, penggunaannya telah berkurang di sebagian besar negara maju.

Banyak negara telah menginokulasi sejumlah besar orang dan lebih memilih vaksin mRNA Pfizer serta Moderna sebagai booster.

Sementara itu vaksin COVID-19 AstraZeneca masih belum mendapat persetujuan AS.

Perusahaan yang terdaftar di London ini membangun portofolio terapi antibodinya, termasuk untuk COVID-19, virus pernapasan RSV, dan virus lainnya, kata Soriot.

Tetapi tentang masa depan bisnis vaksin COVID-nya, dia berkata: “Saya tidak yakin kita akan ada di sana atau tidak.”

Dia juga mengatakan dia tidak yakin apakah AstraZeneca akan memperluas daftar vaksinnya untuk infeksi lain.

Soriot menambahkan bahwa perusahaan sedang menyelidikinya.

Investor telah berspekulasi tentang masa depan bisnis vaksin mengingat penjualan yang melambat, persaingan ketat dari vaksin mRNA, dan keahliannya yang relatif sedikit di lapangan.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Diperkirakan Cegah 93.954 Kematian di Indonesia

Perusahaan membuat divisi terpisah untuk vaksin dan terapi antibodi akhir tahun lalu.

Namun, Soriot mengatakan dia tidak menyesali pekerjaan perusahaan dengan Universitas Oxford untuk mengembangkan vaksin COVID, mengingat mereka telah mengirimkan miliaran dosis dan menyelamatkan sekitar 6 juta nyawa di seluruh dunia.

Inokulasi tersebut merupakan produk terlaris kedua AstraZeneca pada tahun 2021 dengan penjualan sebesar $3,9 miliar.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply