TopCareerID

Kurang Tidur Bikin Kita Cepat Tua, Ini Sebabnya

Dok/The Sleep Doctor

Dok/The Sleep Doctor

Topcareer.Id – Sebuah studi terbaru menemukan bahwa kurang tidur, bisa mempengaruhi bagaimana kita menua.

Untuk studi ini, analisis sampel darah diambil dari 14 sukarelawan sehat, yang setuju untuk mempersingkat waktu tidur mereka 1½ jam setiap malam, selama enam minggu.

14 sukarelawan itu, adalah tujuh pria dan tujuh wanita dengan usia rata-rata 35 tahun, yang biasanya tidur delapan jam semalam.

Menurut laporan yang diterbitkan di Journal of Experimental Medicine, cara tersebut akan mengungkapkan perubahan jangka panjang dalam cara sel induk berperilaku, yang mengarah ke proliferasi sel darah putih yang dapat memicu peradangan.

“Pesan utama dari penelitian ini adalah bahwa tidur mengurangi peradangan dan kurang tidur meningkatkan peradangan,” kata rekan penulis studi Filip Swirski, direktur Cardiovascular Research Institute di Icahn Mount Sinai di New York.

Swirski dalam salah satu hasil eksperimennya, menggambarkan bahwa manusia akan kehilangan banyak kemampuan, seiring dengan penuaan. Namun semua ini bisa diperlambat, dengan gaya hidup yang sehat.

“Kunci sebenarnya adalah ada hal-hal yang dapat kita lakukan melalui gaya hidup, seperti cukup tidur, mengelola stres, cukup berolahraga, hingga mengonsumsi makanan sehat. Ini dapat mengurangi kecepatan penuaan biologis,” kata Swirski.

“Kita mungkin tidak hidup selamanya, tetapi kita dapat hidup dengan baik sampai usia tua dengan menjaga kualitas hidup kita dengan memperhatikan beberapa faktor gaya hidup ini.”

Baca juga: Siklus Menstruasi Pendek, Pertanda Datangnya Menopause?

Dari pengamatan klinis itu, diketahui juga bahwa kurang tidur kronis dapat melemahkan sistem kekebalan.

Studi baru memberikan mekanisme untuk menjelaskan bagaimana hal itu terjadi, kata Dr. Stephen Chan, direktur Institut Kedokteran Vaskular di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.

“Kami pada dasarnya tidak mengerti mengapa pada tingkat sel, tidur sangat penting dalam pengendalian sistem kekebalan. Sangat penting untuk memahami bagaimana tidur dapat berdampak pada penyakit inflamasi seperti sepsis, penyakit kardiovaskular, Alzheimer, dan demensia. ”

Para peneliti berharap, kedepannya akan ada lebih banyak penelitian yang melihat apakah dampak dari kebiasaan tidur yang buruk itu bersifat permanen.

“Studi ini layak mendapat banyak tindak lanjut tentang seberapa tahan lama efeknya. Akankah mereka bertahan selama bertahun-tahun, atau beberapa dekade atau hanya berbulan-bulan?” kata Kristen Knutson, seorang profesor di Center for Circadian and Sleep Medicine di Northwestern Feinberg School of Medicine.

Exit mobile version