Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, March 28, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Andil BMKG Halau Cuaca Ekstrem Saat KTT G20, 29 Ton Garam Ditabur di Langit

Upaya BMKG halau cuaca ekstrem saat acara KTT G20. (dok. BMKG)Upaya BMKG halau cuaca ekstrem saat acara KTT G20. (dok. BMKG)

Topcareer.id – Berbagai instansi pemerintahan pusat hingga daerah bersatu agar KTT G20 terselenggara dengan baik. Salah satunya, ada andil dari Badan Meterotologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Bali pada 14-16 November 2022.

Operasi TMC yang bekerja sama dengan BRIN, TNI AU, Kementerian Perhubungan, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu telah digelar sejak 10 November 2022.

Tercatat, sedikitnya 28 sorti dengan total bahan semai sebanyak 29 ton NaCl atau garam telah ditabur di langit Bali oleh Pesawat Cassa 212 dan CN 295 dalam operasi TMC hingga tanggal 16 November 2022.

Penyemaian material TMC tersebut bertujuan untuk mengalihkan potensi awan hujan dari lokasi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali.

“TMC ini bagian dari skenario mitigasi cuaca yang dipersiapkan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem agar gelaran KTT G20 di Bali berjalan dengan lancar dan sukses, serta semua kepala negara dan delegasi dapat melaksanakan pertemuan dengan aman dan nyaman,” kata Kepala BMKG dalam siaran persnya.

Dwikorita menyebut, sebelumnya BMKG memprakirakan potensi curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Bali selama Bulan November 2022. Karenanya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi meminta untuk melaksanakan operasi TMC selama pelaksanaan KTT G20.

Ia menambahkan, operasi TMC tersebut, tidak serampangan namun disesuaikan dengan target dimana penyemaian inti kondensasi (garam) dilakukan ke awan-awan hujan yang telah terdeteksi.

Menurutnya, penyemaian garam ini dilakukan agar proses kondensasi berlangsung lebih cepat dan hujan dapat segera turun sebelum awan-awan hujan tersebut mencapai lokasi KTT G20.

“Dukungan BMKG yaitu dengan menyediakan informasi arah angin, lokasi keberadaan awan target, prediksi cuaca serta potensi pertumbuhan awan hujan selama acara G20 berlangsung,” tuturnya.

Baca juga:

“Berdasarkan informasi tersebut, maka tim penyemai garam dari BRIN bersama satuan TNI AU akan menindaklanjuti informasi tersebut dengan rencana penyemaian awan hujan yang telah diidentifikasi oleh BMKG sebelumnya,” papar Dwikorita.

Selain itu, lanjut Dwikorita, BMKG juga menugaskan personil untuk melakukan pengamatan cuaca secara visual di seluruh venue G20 dan melaporkan hasil pengamatannya ke posko TMC untuk selanjutnya dijadikan dasar untuk perencanaan proses penyemaian, termasuk memasang Automatic Weather Station plus CCTV untuk memperkuat observasi cuaca selama pelaksanaan G20.

BMKG juga membuka Posko Kendali Cuaca dukungan G20 di Kantor Balai Besar MKG Wilayah 3 Denpasar.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab menambahkan bahwa dalam operasi TMC yang digelar, Personil BMKG terus memantau perkembangan sel-sel awan yang bisa disemai dan menginfokannya kepada penerbang TNI AU sebelum melakukan sorti penerbangan.

Khusus untuk posko TMC di Banyuwangi, kata dia, BMKG menempatkan perangkat mobil cuaca lengkap dengan timnya yang diberangkatkan dari Jakarta.

Sementara itu, Perekayasa Ahli Utama TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Tri Handoko Seto mengatakan bahwa dalam operasi TMC tersebut dikerahkan empat pesawat pemburu awan yang dioperasikan dari Posko Utama di Lombok dan Posko Cadangan di Banyuwangi.

“Semua awan yang tumbuh dan berpotensi memasuki titik lokasi acara G20, terutama acara outdoor, dihujankan lebih cepat agar tidak hujan pada saat acara berlangsung di lokasi tersebut,” ujarnya.

Leave a Reply