Topcareer.id – Dalam Asia Pacific Tuberculosis Forum pada November 2022, salah satu fokus utamanya, menekankan bahwa kaum muda terancam luput dari diagnosis jika tidak terlibat dan diberdayakan dalam penanganan TB.
Generasi muda berusia antara 15 s/d 34 tahun terdampak secara tidak proporsional, dan termasuk yang memikul beban terberat dari penyakit ini. Mereka juga kerap menjadi kelompok populasi terbanyak di negara berkembang yang berperan dan berpotensi besar bagi modal sosial dan ekonomi sebuah negara.
Dengan memfasilitasi akses generasi muda terhadap perawatan penyakit, serta menjamin partisipasi aktif mereka dalam upaya mengakhiri TB pada seluruh lapisan masyarakat, dunia bebas TB yang lebih baik, aman, dan sehat dapat terwujud.[1]
“Meski sangat berisiko terinfeksi, generasi muda memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk berobat karena berbagai alasan, termasuk kurangnya kesadaran tentang gejala penyakit atau stigma yang berkaitan dengan penyakit ini,” kata OakYeon Kim, Vice President, Government Affairs & Policy, Janssen Asia Pacific, dikutip dari siaran pers.
“Oleh karenanya, sangat penting bagi kita semua untuk berkolaborasi dengan para mitra di seluruh dunia guna menggalang generasi muda agar ikut meningkatkan kesadaran publik, mempromosikan perilaku yang menjaga kesehatan, meningkatkan diagnosis TB secara dini, dan, terakhir, menjamin penderita TB memperoleh perawatan yang dibutuhkan,” tambahnya.
Baca juga: Nih, Keterampilan Kepemimpinan Yang Paling Dibutuhkan Perusahaan! (Bagian 1)
Topik utama yang diangkat Forum ini selama dua hari adalah pentingnya pemberantasan TB, karena TB merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit menular di kawasan tersebut.
Di Asia Pasifik, penanganan TB sangat terdampak Covid-19, sedangkan, 12 dari 30 negara yang menghadapi beban tertinggi dari TB yang resistan terhadap obat terdapat di kawasan tersebut.
Pada 2021, lima negara berkontribusi sebesar 90% terhadap penurunan notifikasi kasus penderita TB secara global dibandingkan 2019—seluruhnya berada di Asia Pasifik—India, Tiongkok, Indonesia, Filipina, dan Myanmar.
“Sebagai penyandang dana internasional terbesar dalam program TB, the Global Fund menjadi mitra penting yang membantu terwujudnya target untuk mengakhiri TB pada 2030,” kata ujar Dr. Eliud Wandwalo, Head, Tuberculosis, the Global Fund.
Di Asia Pasifik dan di seluruh wilayah lain, kita harus meningkatkan langkah bersama mitra publik dan swasta, untuk mencari dan mengobati seluruh orang yang menderita TB, memitigasi dampak pandemi Covid-19 terhadap program TB, mengatasi kendala sosioekonomi guna melindungi dan memperkuat sistem kesehatan dan komunitas yang berdaya tahan, berkelanjutan, serta inklusif.
“Dengan demikian, sistem tersebut mampu merespons ancaman penyakit pada masa kini dan masa mendatang. Pada setiap jenjang, kita harus melibatkan generasi muda, dari seluruh latar belakang, secara lebih optimal, serta memfasilitasi aksi yang dipimpin generasi muda pada tingkat dunia dan nasional,” ujar dia.