Topcareer.id – Amazon Web Services (AWS) merilis hasil riset terbaru yang menunjukkan bahwa pekerja Indonesia yang menggunakan keterampilan digital tingkat tinggi – termasuk arsitektur cloud atau pengembangan software – berkontribusi sekitar USD129 miliar (Rp 621,4 triliun) kepada pendapatan domestik bruto (PDB) tahunan Indonesia.
Hal ini terjadi karena para pekerja tersebut menerima gaji yang lebih besar 121% dari yang diterima pekerja dengan latar belakang pendidikan yang sama tetapi tidak menggunakan keterampilan digital dalam pekerjaan.
Riset ”Asia Pacific Digital Skills Study: The Economic Benefits of a Tech-Savvy Workforce” (Riset Keterampilan Digital Asia Pasifik: Manfaat Ekonomi dari Tenaga Kerja Melek Teknologi) yang ditugaskan oleh AWS dan dilaksanakan oleh Gallup, meneliti bagaimana upaya membangun angkatan kerja yang didukung teknologi telah membawa manfaat yang signifikan bagi pekerja, organisasi/perusahaan, serta perekonomian.
Berdasarkan rilis yang diterima Topcareer.id pada Rabu (22/2/2023), survei ini mengikutsertakan 1.412 pekerja dewasa dan 348 pemberi kerja di Indonesia dari berbagai organisasi sektor publik dan swasta dan industri.
Riset ini menemukan bahwa pekerja digital dengan keterampilan tingkat tinggi di Indonesia tidak hanya menikmati pendapatan yang lebih besar.
Baca juga: Otorita IKN Buka Seleksi 11 Jabatan Direktur Untuk Kalangan PNS
Sebanyak 88% dari pekerja dalam kelompok ini menyatakan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dibandingkan dengan 49% pekerja dengan keterampilan menengah dan 44% pekerja dengan keterampilan digital dasar.
Selaras dengan temuan tersebut, pemberi kerja yang sangat mengandalkan pekerja berketerampilan digital tingkat tinggi, teknologi digital, dan teknologi cloud mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis dan inovasi yang lebih tinggi.
Terungkap bahwa 21% dari organisasi/perusahaan di Indonesia yang menjalankan sebagian besar bisnisnya di cloud melaporkan peningkatan pendapatan tahunan sebesar dua kali lipat atau lebih, dibandingkan dengan 12% dari organisasi yang hanya menjalankan sebagian, atau bahkan tidak sama sekali, bisnisnya di cloud.
Lebih lanjut, organisasi berbasis cloud juga kemungkinan 15 poin persentase lebih besar untuk memperkenalkan produk baru atau produk yang lebih baik dalam dua tahun terakhir (94% vs 79%).
Dengan semakin banyaknya organisasi yang bersiap-siap untuk menghadapi tantangan di masa depan digital, dalam riset ini Gallup menyoroti 10 teknologi terbaru termasuk AI, komputasi edge dan kuantum, blockchain, dan cryptocurrency.
Delapan puluh-lima (85) persen pemberi kerja di Indonesia mengatakan bahwa setidaknya satu dari 10 teknologi ini akan menjadi bagian standar dari operasional bisnis mereka di masa depan, dan 5G menjadi teknologi yang paling banyak dipilih yakni sebesar 74%.
“Di Indonesia tengah terjadi transformasi digital yang mengubah cara manusia bekerja hingga cara mereka hidup. Riset ini menunjukkan bahwa keterampilan digital menciptakan nilai ekonomi yang amat besar di tingkat individu, organisasi, hingga makro ekonomi,” terang Ekonom Utama Gallup, Dr. Jonathan Rothwell dalam siaran pers.
“Peluang Indonesia di tengah kompetisi ekonomi digital bergantung pada keberadaan tenaga kerja yang mumpuni dan berketerampila tinggi, yang akan mendorong laju inovasi, saat ini dan nanti,” ujarnya.