TopCareerID

Kerja Bareng Workaholic? Ini 3 Tips Biar Nggak Ketularan Gila Kerja

Ilustrasi konflik kantor-rekan kerja- pekerja sedang nggak happy.

Ilustrasi konflik kantor-rekan kerja- pekerja sedang nggak happy.

Topcareer.id – Orang-orang dengan kondisi workaholic atau “gila kerja” memang akan selalu cepat membalas pesan baik email atau WhatsApp pekerjaan, melakukan semau to do list hingga melewatkan liburan untuk melakukan pekerjaan mereka.

“Perilaku orang lain itu menular. Jadi kerja berlebihan mempengaruhi semua orang,” kata Melody Wilding, Pelatih Eksekutif dan penulis, mengutip laman Insider.

Menurut Wilding, gelombang PHK dan ancaman resesi yang tinggi telah membuat beberapa pekerja meragukan keamanan pekerjaan mereka. Sehingga kecemasan inilah yang membuat pekerja bekerja secara berlebihan, dan fenomena itu menular.

Namun, penting juga untuk membedakan rekan kerja yang merupakan pekerja keras berkinerja terbaik dari pecandu kerja (workaholic).

Menurut Wilding, workaholic bukanlah seseorang yang bekerja keras untuk menikmati pekerjaan atau untuk mendapatkan hasil, tetapi “seseorang yang kecanduan bekerja dan tidak dapat melepaskan diri”.

Jika dihadapkan dengan rekan kerja seperti ini, Wilding mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan karyawan untuk melindungi diri.

1. Jangan tersinggung

Wilding menyampaikan, bahwa penting untuk mendepersonalisasi dan merasionalisasi perilaku pecandu kerja.

“Kamu tidak tahu apa yang memotivasi mereka. Bisa karena ketakutan, bisa jadi sesuatu dalam kehidupan pribadi mereka, atau karena mereka menghadapi bias atau diskriminasi dan mereka merasa harus bekerja lebih keras dan lebih mengabdikan diri.”

Wilding mengatakan mencoba untuk memahami alasan perilaku seseorang dapat membantu karyawan memiliki lebih banyak empati dan tidak kecewa dengan perilaku rekan kerja.

2. Jangan mencoba untuk meniru perilaku workaholic

Wilding mengatakan, mencoba bekerja lebih keras dari workaholic itu merupakan hal yang tidak akan membuatmu produktif. Percayalah bahwa bekerja lebih banyak tidak slelau mengarah pada pekerjaan yang lebih baik, workaholic kadang malah bisa memperlambat segalanya.

Baca juga: 4 Tips Sukses Hadapi Interview Kerja Untuk Kaum Intovert

“Bekerja berlebihan dapat menciptakan lebih banyak pekerjaan untuk orang lain yang sebenarnya tidak perlu. Pekerjaan mungkin harus diulang karena pecandu kerja tidak berfokus pada hasil, efisiensi, dan kinerja. Mereka begitu terikat sehingga tidak bisa melepaskannya,” ujar Wilding.

Menetapkan batasan dengan rekan kerja ini juga penting. Wilding menyarankan untuk memberi tahu seorang pecandu kerja kapan dan seberapa sering kamu berencana untuk memeriksa emailmu dan memperjelas tentang jam kerja.

3. Cari tahu apa yang penting bagimu

Menurut Wilding, mencoba mengimbangi pecandu kerja adalah perjuangan yang sia-sia. “Kamu harus menjalankan balapanmu sendiri. Kamu harus memprioritaskan apa yang mendesak dan penting untuk kesuksesanmu,” ucapnya.

Wilding menyarankan untuk mencari tahu apa yang penting bagi masing-masing karyawan dan memenuhi kebutuhan dan prioritas perusahaan, terutama di masa ekonomi yang sulit.

“Upayamu akan jauh lebih baik jika dihabiskan untuk mencoba terhubung dengan manajer dan mencoba memahami seperti apa kesuksesan itu bagimu. Orang yang gila kerja mungkin tidak membaca dengan baik tentang itu, mereka mungkin hanya melakukan pekerjaan demi pekerjaan.”

Exit mobile version