TopCareerID

Meta Mulai Minta Karyawannya Kerja ke Kantor 3 Hari Seminggu

Meta Facebook

Meta Facebook (sumber: The Conversation)

Topcareer.id – Raksasa jejaring sosial, Meta, meminta pada karyawannya untuk bekerja dari kantor lagi, setidaknya tiga hari dalam seminggu. Meta memberitahu karyawan kebijakan tersebut pada Kamis (1/6/2023), yang aturannya berlaku mulai September.

“Kami berkomitmen untuk ‘distributed work’ (model kerja ngantor), dan kami yakin orang dapat membuat dampak yang berarti baik dari kantor maupun di rumah,” kata juru bicara Meta dalam sebuah pernyataan, dikutip laman CNBC.

“Kami juga berkomitmen untuk terus menyempurnakan model kami guna mendorong kolaborasi, hubungan, dan budaya yang diperlukan karyawan untuk melakukan pekerjaan terbaik mereka.”

Publikasi berita teknologi The Information pertama kali melaporkan tentang kebijakan kerja-dari-rumah Meta yang diperbarui.

Induk Facebook Meta pertama kali memperluas kebijakan kerja jarak jauhnya ke semua karyawan full time pada Juni 2021.
Pada saat itu, CEO Meta Mark Zuckerberg mengatakan perusahaan belajar sepanjang tahun selama puncak pandemi Covid bahwa pekerjaan yang baik dapat selesaikan di mana saja.

Baca juga: Beberapa Pekerja IT Hanya Habiskan 4 Jam Sehari Untuk ‘Benar-Benar Kerja’

“Dan saya bahkan lebih optimis bahwa pekerjaan jarak jauh dalam skala besar dapat dilakukan, terutama karena kehadiran video jarak jauh dan realitas virtual terus meningkat,” kata Zuckerberg saat itu.

Namun, sejak itu, banyak perusahaan seperti Amazon dan induk Google Alphabet telah mengubah rencana kerja jarak jauh sebelumnya dan meminta pekerja mereka untuk kembali ke kantor fisik setidaknya tiga hari seminggu.

Pada bulan Maret, Zuckerberg mengisyaratkan bahwa dia akan memperbarui kebijakan Meta ketika dia mengatakan bahwa perusahaan melakukan analisis internal yang menunjukkan bahwa para engineer yang bekerja secara langsung “menyelesaikan lebih banyak”.

Pada bulan Mei, Meta melakukan PHK besar-besaran terakhirnya, bagian dari “tahun efisiensi” perusahaan, yang akan mengakibatkan sekitar 21.000 karyawan kehilangan pekerjaan.

Exit mobile version