Topcareer.id – Banyak mahasiswa mengejar nilai demi menyempurnakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Tapi ketika memasuki dunia kerja professional, seberapa berpengaruh IPK pada tingkat kelolosan rekrutmen? Apakah bisa manfaatkan IPK yang kita punya untuk dapatkan pekerjaan?
Melansir CNBC Make It, Pakar Karier Monster, Vicki Salemi mengatakan bahwa ketika perusahaan beralih ke proses perekrutan yang lebih holistik, mereka memperluas cakupan mereka di luar nilai perguruan tinggi.
Itu berarti, IPK memang muncul dalam proses perekrutan dan mungkin diminta oleh beberapa perusahaan saat mereka memeriksa kandidat. Salemi lantas berbagi tips bagaimana manfaatkan IPK untuk membantumu mendapatkan pekerjaan.
1. Tidak semua perusahaan ingin mengetahui IPK-mu
Menurut Salemi, proses perekrutan saat ini lebih fleksibel sehingga tidak semua perusahaan berfokus pada IPK dalam proses wawancara. “Beberapa perusahaan akan menanyakannya, dan yang lainnya tidak. Jadi terserah kandidat untuk memutuskan apa yang ingin mereka soroti,” kata Salemi.
“Jika mereka meminta pelamar untuk IPK mereka, itu penting. Tapi mereka melihat kandidat secara keseluruhan,” tambahnya.
Perusahaan yang bertanya mungkin mencoba untuk membedakan antara sejumlah besar pelamar yang memenuhi syarat. Bahkan perusahaan yang ingin tahu lebih fokus pada proses perekrutan, kata Salemi.
“Jika perusahaan meminta IPK Anda, saya berharap mereka melihat gambaran yang lebih besar dalam hal pengalaman kerja, pengalaman magang dan keterampilan. Banyak pemberi kerja telah memperluas cakupan mereka – beberapa bahkan merekrut langsung setelah lulus SMA,” katanya.
2. Sorot IPK-mu jika itu merupakan aset
Salemi memberi tahu profesional muda dan lulusan baru untuk menambahkan IPK jika, dan hanya jika, itu adalah nilai jual. Jika kamu memiliki IPK 3,5 atau lebih, mungkin layak untuk disertakan.
Baca juga: Wawancara Via Telepon, Perlu Berpakaian Rapi Nggak Ya?
Untuk kandidat dengan resume kuat yang diisi dengan keterampilan, pengalaman kerja, magang, dan posisi kepemimpinan yang mengesankan, tidak menambahkan IPK yang rendah mungkin merupakan keputusan yang tepat.
3. Semakin jauh waktu kelulusan, semakin tidak relevan IPK-mu
Salemi menyampaikan, untuk lulusan perguruan tinggi baru-baru ini dan profesional yang lebih baru di dunia kerja, IPK mungkin menjadi titik data yang relevan bagi calon pemberi kerja. Nilai dapat membantu perusahaan membandingkan dan menilai kandidat sarjana dan lulusan baru dengan pengalaman kerja penuh waktu yang lebih sedikit.
“Semakin jauh mereka lulus, semakin kecil kemungkinannya untuk diminta IPK. Saya pada dasarnya hanya bertanya kepada kandidat saya tentang IPK mereka dalam waktu 5 tahun setelah lulus. Jika saya memiliki kandidat yang telah bekerja selama sepuluh tahun, itu tidak terlalu relevan.”
4. Jual dirimu, bukan IPK-mu
Bersiaplah untuk menjawab pertanyaan tentang nilaimu secara singkat, dan kemudian, terutama jika IPK-mu tidak bagus, bicarakan tentang dirimu sebagai siswa yang berdedikasi dan sebagai kandidat yang hebat untuk posisi itu.
“Jika kamu ditanya tentang IPK, soroti aspek lain dari pendidikan dan pengalaman kerja terampilmu. Lagi pula, nilaimu hanya mewakili satu komponen dari pengalaman kuliahmu, bukan seluruh rangkaian kualifikasimu,” ujar Salemi.