Topcareer.id – Ada lima jenis penipuan melalui pesan singkat yang sering kali menargetkan pengguna ponsel, menurut platform komunikasi cloud global, Infobip. Hal tersebut merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh operator seluler, khususnya yang menggunakan ekosistem application-to-person (A2P).
Infobip turut serta berperan membantu operator seluler dalam menjaga keamanan bisnis dan pelanggannya dengan firewall.
Meski ekosistem A2P saat ini berkembang mencapai valuasi US$29 miliar pada 2024, omzet yang hilang akibat penipuan juga meningkat. Hal ini semakin mendorong pentingnya jaminan jalur komunikasi yang aman dan terjaga bagi bisnis yang berada di dalam ekosistem A2P.
Infobip, sebagai perusahaan yang mengoperasikan firewall omnichannel, mengidentifikasi lima jenis penipuan atau ancaman keamanan siber yang perlu menjadi perhatian oleh pelaku bisnis dan operator seluler:
Artificially Inflated Traffic: Penipuan dengan merekayasa traffic menggunakan bot ke sebuah situs yang dapat meningkatkan biaya iklan dan menguntungkan penipu.
Flubot: Modus pengiriman tautan yang mengarahkan pengguna ke situs palsu untuk mengunduh aplikasi atau software update yang khususnya dapat mengancam ponsel Android dengan malware.
Smishing: Phishing melalui SMS, atau smishing adalah di mana penipu menargetkan konsumen untuk memberikan data sensitifnya untuk disalahgunakan. Berdasarkan data RoboKiller, modus penipuan ini telah merugikan lebih dari US$10 miliar (setara dengan Rp153 miliar).
Grey Routes: Jaringan ilegal yang menerobos sistem protokoler operator seluler dan dapat digunakan oleh pengguna, namun berpotensi merugikan pendapatan operator seluler dan mengancam keamanan dan privasi pengguna.
Baca juga: Kominfo Buka Kanal Aduannomor.Id Demi Tekan Penipuan Online
Spam: Pengiriman pesan yang tidak penting dan mengganggu pengguna
“Sebagai pemain terbesar yang menyediakan firewall SMS, kami berkomitmen untuk menjaga operator seluler, bisnis, dan konsumen dengan serius. Namun, perlu diingat bahwa kita semua merupakan bagian dari ekosistem A2P,” kata Rifa Haryadi, Country Manager Infobip Indonesia melalui siaran pers pada Selasa (5/12/2023).
Ia menambahkan, sistem keamanan hanya sekuat titik terlemahnya, sehingga operator seluler harus konsisten menggunakan teknologi terkini untuk melindungi konsumen dan bisnisnya.
“Oleh karena itu, Infobip mengembangkan berbagai fitur seperti data anonymization, di mana firewall kami dapat memisahkan data sensitif pelanggan dari konten agar data pelanggan tetap terjaga.”
Berdasarkan laporan dari Statista Technology Market Outlook, kerugian global akibat kejahatan siber diperkirakan mencapai US$8,44 triliun (setara dengan Rp129,643 triliun) pada 2022.
Selain itu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memperkirakan adanya berbagai ancaman siber yang lebih luas dan banyak, misalnya melalui ransomware, kebocoran data, dan phishing, terutama pada sektor keuangan di Indonesia pada 2023.
Untuk membantu melindungi konsumen, Infobip menyarankan operator seluler bekerja sama dengan platform messaging ternama untuk mengintegrasikan firewall ke dalam jaringan agar melindungi ekosistem A2P.