Topcareer.id – Nyeri haid bisa memengaruhi kemampuan saat bekerja. Menurut data dari pakar kesehatan global Lifesum menunjukkan bahwa jika perusahaan ingin mempertahankan stafnya, mereka harus memprioritaskan dukungan bagi staf yang mengalami nyeri dalam siklus haid.
Survei YouGov, seperempat wanita mengatakan bahwa mereka sering mengalami nyeri haid yang memengaruhi kemampuan mereka untuk bekerja.
Menurut NHS Inform, nyeri haid, juga dikenal sebagai istilah medis “dismenorea”, bisa berupa apa saja, mulai dari kram yang tumpul hingga nyeri hebat yang terasa tidak terkendali dan tidak mudah dihilangkan.
Mengelola tingkat rasa nyeri haid ini bisa sangat sulit, sehingga baiknya mengambil cuti berbayar bagi mereka yang menderita nyeri selama siklus haid atau masalah kesehatan lainnya.
Gen Z dan milenial akan berhenti besok demi pekerjaan yang lebih menunjang siklus menstruasi mereka
Melansir laman Huffington Post, berdasarkan hasil penelitian, pekerja generasi z dan milenial sangat memperhatikan kesejahteraan mereka.
Hampir separuh responden (47%) mengakui bahwa mereka akan berhenti dari pekerjaannya besok demi pekerjaan yang lebih mendukung kesejahteraan mereka dan 71% menyatakan bahwa mereka akan menjadi lebih produktif di tempat kerja jika pemberi kerja meningkatkan penawaran kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Baca juga: Makanan-Makanan Ini Bisa Memicu Rasa Sakit Saat Menstruasi
Terkait dengan mereka yang mengalami siklus menstruasi, 40% responden wanita mengatakan bahwa mereka akan berhenti dari pekerjaannya besok demi pekerjaan yang lebih mendukung siklus haidnya.
Hal ini tidak sepenuhnya mengejutkan, mengingat satu juta orang yang mengalami menopause di Inggris berhenti dari pekerjaan mereka karena gejala-gejala yang melemahkan proses tersebut.
“Hormon mengatur setiap proses dalam tubuh, termasuk stres dan produktivitas, yang berarti perusahaan berisiko kehilangan talenta terbaik jika mereka tidak memberikan dukungan, seperti perencanaan kesuburan dan kesehatan hormonal,” kata Wesleigh Roeca, direktur pengembangan bisnis di Lifesum, dikutip dari Huffington Post.
Kerja jarak jauh akan tetap ada
Penelitian tersebut menemukan bahwa mayoritas Gen Z dan generasi milenial ingin perusahaan mereka terus menawarkan fleksibilitas, dengan 54% mengatakan mereka akan mencari pekerjaan alternatif jika pekerjaan hybrid tidak menjadi pilihan.
“Fleksibilitas sangat memotivasi, yang harus dipertimbangkan oleh pemberi kerja ketika menarik dan mempertahankan talenta,” kata Roeca.