Topcareer.id – Bagi yang ingin menjadi perawat dengan jalan karier yang cemerlang, maka sekolah secara akademis merupakan jalur yang paling tepat. Pendidikan perawat bisa mulai dari D3 keperawatan hingga S1 keperawatan. Tapi, selesai pendidikan itu, belum bisa langsung kerja jadi perawat.
Seperti yang dikatakan oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Profesi Ners Universitas Binawan, Yuli Utami bahwa pendidikan keperawatan itu ada dua tahap, ada tahap pendidikan di sarjana atau diploma, lalu tahap selanjutnya pendidikan profesi.
“Jadi ketika tahap sarjananya selesai dan mendapat gelar S.Kep itu tidak otomatis bisa bekerja, karena harus menyelesaikan dulu profesi ners selama satu tahun,” kata Yuli Utami saat berbincang kepada Topcareer.id beberapa waktu lalu.
Yuli Utami menjelaskan, syarat bagi perawat untuk bekerja secara resmi adalah memiliki STR atau Surat Tanda Registrasi. Untuk memperoleh STR ini, calon perawat terlebih dulu menuntaskan pendidikan profesi ners yang kemudian diikuti oleh uji kompetensi nasional.
Baca juga: Pelatihan Dan Penempatan Perawat Lansia Di Jepang Diharapkan Terus Berkembang
Ketik lulus uji kompetensi nasional atau Ukom, maka calon perawat akan mendapatkan sertifikat, di mana sertifikat tersebutlah yang akan digunakan untuk mengajukan STR. “Jadi untuk apply STR yang akhirnya dapat license, jadi bisa untuk apply bekerja di rumah sakit,” ujar Yuli.
Mengapa untuk bisa bekerja di fasilitas kesehatan, lulusan S1 keperawatan harus menempuh pendidikan profesi? Karena pendidikan tersebut merupakan satu kesinambungan, di mana lulusan sarjana keperawatan akan dibekali dengan beragam teori, sementara di pendidikan profesi akan diberikan praktik secara keseluruhan.
Yuli menyebut, sarjana keperawatan akan banyak belajar di kelas dan laboratorium, juga pengenalan sedikit di lahan praktik. Setidaknya, peserta didik sudah memperoleh “early exposure” untuk kegiatan-kegiatan di lahan praktik.
“Kalau di profesi ners, praktik selama 1 tahun berpindah dari satu mata ajar ke mata ajar yang lain. Misal di ruang anak nanti 3 minggu, nanti di ruang maternitas 3 minggu. Itu akan berkesinambungan terus selama satu tahun,” jelas Yuli.