Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, July 6, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

HRD Bosan Lihat Resume yang Klise, Ini 3 Cara Menghindarinya

Ilustrasi hindari 3 hal ini biar bikin CV yang tidak klise dan membosankan - resume kerja - CV. (Pexels)Ilustrasi hindari 3 hal ini biar bikin CV yang tidak klise dan membosankan - resume kerja - CV. (Pexels)

Topcareer.id – CV atau resume merupakan kesan pertama manajer perekrutan tentang dirimu, baik keahlian, pendidikan hingga pengalaman bekerja. Sayangnya, bikin CV yang menarik bagi perekrut bisa jadi tricky, ada saja kandidat yang terjebak dala resume yang klise dan membosankan.

Konsultan Karier, Jenny Foss menyampaikan terlalu banyak kandidat yang terjebak dalam klise yang membosankan bagi perekrut dan menjual lebih rendah kepada pelamar. Berikut 3 kesalahan yang harus dihindari biar resume-mu tidak klise dan membosankan.

1. Hanya menyantumkan tugas dan tanggung jawab

Foss menemukan bahwa sebagian besar kliennya tidak menjual diri mereka kepada calon pemberi kerja karena mereka berfokus pada menuliskan tugas dan tanggung jawab yang mereka emban tanpa menyoroti dampak atau hasil yang mereka berikan.

“Banyak orang cenderung berasumsi atau takut bahwa jika mereka tidak mendapatkan hasil kuantitatif yang jelas, maka mereka tidak dapat menunjukkannya karena tidak ada angka yang bisa disorot,” kata Foss, dikutip laman Business Insider.

Foss menambahkan, hasil kualitatif juga sangat berarti. Misalnya, kata dia, kamu dapat menyoroti bagaimana kamu mengubah sebuah tim menjadi seorang pemimpin.

2. Jargon dan kata kunci

Foss melanjutkan, ada klise tertentu yang kamu lihat berulang kali di resume. Dia mengatakan para kandidat harus menghindari penggunaan istilah “berorientasi pada detail”, “rekam jejak”, dan “bertanggung jawab” tanpa mengkualifikasikannya.

Baca juga: 5 Kesalahan Email Kerja Yang Bikin Kamu Nggak Profesional

“Jika kamu berorientasi pada detail, tunjukkan pada saya sebuah contoh di bagian pengalamanmu di mana keterampilan organisasimu ikut berperan dan berhasil dengan baik,” kata Foss. Ia menyarankan untuk menghindari jargon dan akronim khusus perusahaan.

3. Memasukkan semua pekerjaan yang pernah kamu lakukan

Menurut Foss, hanya karena kamu telah melakukan sesuatu bukan berarti kamu harus menyertakannya. kamu tidak harus memasukkan pekerjaan buruk yang kamu tinggalkan setelah beberapa bulan. “Ini bukan otobiografimu. Ini adalah alat pemasaran,” katanya.

Ia menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang cukup kepada manajer perekrutan agar dapat mengundangmu wawancara.

Kamu juga boleh memasukkan jeda karier dalam resume, apakah itu untuk cuti panjang, penitipan anak, atau perjalanan, kata Foss. Jangan menyesal tentang hal itu, dan teruslah fokus pada kualifikasimu untuk peran tersebut.

Leave a Reply