Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, July 27, 2024
idtopcareer@gmail.com
ProfesionalTren

Hati-Hati, Terlalu “Cinta” Pekerjaan Bisa Rusak Kesehatan Mental

Ilustrasi orang yang terlalu cinta dengan pekerjaan bisa merusak kesehatan mental.Ilustrasi orang yang terlalu cinta dengan pekerjaan bisa merusak kesehatan mental. (Dok/payscale.com)

Topcareer.id – Umum terjadi jika kita membenci pekerjaan, maka kita akan mengalami kelalahan atau burnout. Namun, ternyata tak perlu membenci pekerjaan untuk mengalami burnout. Terlalu peduli atau cinta dengan pekerjaan bisa bikin burnout.

Menurut Kandi Wiens, Direktur Program Magister Pendidikan kedokteran Universitas Pennsylvania, terlalu memedulikan pekerjaan bisa merusak kesehatan mental.

Untuk buku barunya, “Burnout Immunity,” Wiens mewawancarai ratusan orang yang bekerja di lingkungan dengan tingkat stres tinggi, termasuk pegawai rumah sakit, kepala polisi, dan eksekutif keuangan.

Ia menemukan bahwa orang-orang yang paling berisiko mengalami kelelahan bukan hanya mereka yang mempunyai pekerjaan yang menuntut, tapi juga mereka yang benar-benar cinta dengan pekerjaan mereka dan secara rutin bekerja ekstra.

“Ketika kamu menyukai apa yang kamu lakukan dan menganggapnya sebagai sebuah panggilan, atau jika kamu memiliki tujuan dan sangat peduli terhadap dampak pekerjaanmu terhadap orang lain, akan lebih mudah bagimu untuk terlalu terikat secara emosional dan memaksakan diri,” jelas Wiens dikutip CNBC Make It.

Ia mengatakan kamu akan rentan terhadap kelelahan jika kamu melakukan terlalu banyak pengorbanan pribadi dan tidak memperhatikan diri sendiri.

Penelitian telah menemukan bahwa bahaya ini sangat tinggi pada profesi yang “menolong” seperti petugas kesehatan, konselor, dan pekerja sosial, yang seringkali memprioritaskan kebutuhan orang lain dan harus menghadapi jam kerja yang panjang dan tidak dapat diprediksi.

Baca juga: 3 Cara Percepat Kemajuan Kesetaraan Gender Di Tempat Kerja

Kerentanan yang sama terhadap kelelahan terjadi pada orang-orang yang bersemangat dengan pekerjaannya dan memprioritaskan kebutuhan dan tujuan perusahaannya dibandingkan dirinya sendiri, catat Wiens. Hal ini mencakup guru, aktivis, karyawan nirlaba, pemilik usaha kecil, dan profesional lainnya.

Perawatan diri membantu mencegah kelelahan

Wiens menegaskan, menemukan pekerjaan yang membuatmu bersemangat memang menyenangkan, tetapi kegembiraan itu tidak seharusnya menentukan harga dirimu.

“Menetapkan dan menjunjung batasan kehidupan kerja dapat membantumu mendapatkan kembali waktu untuk diri sendiri dan memberikan ruang untuk aktivitas dan hubungan lain yang membuatmu bahagia,” kata Wiens.

Ketika Wiens merasakan kelelahan yang perlahan di awal karirnya, dia memulai dengan tiga aturan: Tidak ada lagi pekerjaan di akhir pekan, tidak ada lagi jadwal perjalanan, dan tidak lagi mengatakan ya untuk setiap permintaan karena takut mengecewakan seseorang.

Kamu juga dapat menciptakan dan menjunjung tinggi batasan emosional. Wiens menyarankan untuk meluangkan waktu setelah bekerja – selama perjalanan, misalnya – untuk bermeditasi, mendengarkan musik, menelepon seseorang yang kamu cintai, atau terlibat dalam aktivitas sehat lainnya.

Leave a Reply