Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, July 5, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Urban Heat Island Bikin Cuaca di Kota Makin Panas, Apa Itu?

Ilustrasi Kota Jakarta (dok. Wahyu/Topcareer.id)

TopCareer.id – Badan Meteorilogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat terhadap fenomena meningkatnya suhu di wilayah kota yang disebut Urban Heat Island (UHI).

Urban Heat Island adalah fenomena alam berupa tingginya temperatur wilayah perkotaan dibandingkan pedesaan.

“UHI ini harus kita mitigasi bersama. Perlu kesadaran dan aksi nyata untuk menghadapi UHI ini,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Surabaya beberapa waktu lalu, mengutip laman resminya, Selasa (2/7/2024).

Dalam Workshop Urban Heat Island 2024 yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dwikorita menjelaskan peningkatan suhu terkait UHI perkotaan bervariasi, tergantung pada tutupan lahan.

Fenomena ini, kata dia, dipicu oleh beberapa faktor seperti struktur geometris kota yang rumit, sedikitnya vegetasi, hingga efek rumah kaca. Selain itu, perubahan tutupan lahan yang menjadi lahan terbangun juga memperparah terjadinya UHI.

Baca Juga: Hal Yang Bisa Dilakukan Agar Tetap Sehat Saat Cuaca Panas Terik

Menurut Dwikorita, dalam 30 tahun terakhir, efek Urban Heat Island relatif cukup kuat dirasakan.

Sejumlah kota besar di Indonesia seperti Jabodetabek, Medan, Surabaya, Makassar, dan Bandung, termasuk dalam 20 persen kota dengan nilai Land Surface Temperature terbesar. Menurut Dwikorita, permukaan yang kedap air dan lebih sedikit vegetasi menambah efek dari UHI.

Dijelaskan juga, menurut Badan Meteorilogi Dunia, tahun 2023 menjadi tahun paling panas sepanjang pengamatan instrumental, dengan anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celsius di atas zaman pra industri.

Angka ini, kata Dwikorita, nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius. Pada 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.

“Rekor iklim yang terjadi di tahun 2023 bukanlah kejadian acak atau kebetulan, melainkan tanda-tanda jelas dari pola yang lebih besar dan lebih mengkhawatirkan yaitu perubahan iklim yang semakin nyata,” kata Dwikorita.

“Maka dari itu, perlu langkah atau gerak bersama seluruh komponen masyarakat, tidak hanya pemerintah, namun juga sektor swasta, akademisi, media, LSM, dan lain sebagainya termasuk anak-anak muda,” imbuh pimpinan BMKG ini.

Leave a Reply