TopCareerID

Kesehatan Jiwa Peserta PPDS Harus Dijaga

Ilustrasi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan/Hospital Based membuka penerimaan batch pertama.

Ilustrasi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan/Hospital Based membuka penerimaan batch pertama. (dok. LPDP)

TopCareer.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya kesehatan jiwa bagi para peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Kemenkes sendiri baru saja menginisiasi program residensi dokter spesialis di Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU), yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di Tanah Air. Adapun, salah satu fokus utama dalam program residensi adalah menjaga kesehatan jiwa dokter.

Dokter dengan kesehatan jiwa yang baik dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien, lebih kecil kemungkinan membuat kesalahan, dan lebih cenderung tidak meninggalkan profesi.

Kemenkes pun menyatakan mereka akan ikut andil dalam memelihara kesehatan jiwa dan membantu membangun resiliensi dokter, karena mereka akan jadi dokter masa depan yang melayani masyarakat.

Baca Juga: Dokter Spesialis Dasar di 285 RSUD Tak Lengkap

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono meyakini, kesehatan jiwa dokter yang baik akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Kita dibentuk untuk menjadi dokter terbaik,” kata Dante dalam sambutannya di Seminar “Shaping the Future through MoH and Accreditation Council of Graduate Medical Education (ACGME) Collaboration in Strengthening Medical Residency Programs in Indonesia”, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

“Kementerian Kesehatan akan mengupayakan membentuk dokter yang sehat, dan ahli di bidangnya,” imbuh Wamenkes, mengutip laman Sehat Negeriku, Selasa (29/7/2024).

Sementara, menurut Chief of Staff dan Chief Education Officer ACGME Timothy Brigham, kesehatan jiwa dokter sangatlah penting, agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien.

Sebuah studi yang terbit pada 2017 menunjukkan, penyebab utama kematian di kalangan residen pria di Amerika Serikat antara tahun 2000-2014 adalah bunuh diri, sedangkan pada residen wanita adalah kanker, diikuti oleh bunuh diri. Menurut laporan itu, tingkat bunuh diri tertinggi terjadi pada tahap awal residensi.

ACGME pun mempertahankan persyaratan utama dan melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung kesehatan jiwa dalam pendidikan spesialis.

Persyaratan program di antaranya penetapan batas jam kerja, serta penerapan standar untuk lingkungan yang bebas dari diskriminasi, pelecehan, dan perundungan. Selain itu, survei tahunan nasional residen/fellow menjadi komponen inti dari akreditasi ACGME.

Program residensi dokter spesialis sendiri digelar Kemenkes dengan menggandeng ACGME. Dari 38 provinsi di Indonesia, 30 di antaranya mengalami kekurangan pasokan dokter spesialis, dan 38 persen Rumah Sakit Umum Daerah tidak memiliki tujuh tipe spesialis dasar.

Pada tingkat produksi dokter spesialis, dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mengatasi kekurangan ini. Selain itu, distribusinya tidak seimbang, dengan 59 persen spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Kemenkes menggaet ACGME untuk memastikan program residensi berbasis rumah sakit ini berhasil. Menurut kementerian, kolaborasi ini merupakan komponen penting dari transformasi sistem kesehatan Indonesia.

Exit mobile version