TopCareerID

Keberlanjutan Tak Cuma Soal Bisnis Ramah Lingkungan

Tiga perusahaan rintisan di bawah GDP Venture yaitu Blibli, tiket.com, dan Tinkerlust, berkomitmen mengintegrasikan praktik keberlanjutan dalam setiap aspek bisnisnya. (GDP Venture)

TopCareer.id – Tiga perusahaan rintisan di bawah GDP Venture: Blibli, Tiket.com, dan Tinkerlust, menyatakan sepakat untuk menjalankan program keberlanjutan atau sustainable dalam bisnisnya.

Keberlanjutan dalam bisnis mengacu pada praktik yang mempromosikan keberlangsungan manusia, planet, dan profit dalam operasi perusahaan. Tujuan utamanya adalah menciptakan nilai jangka panjang, tanpa mengorbankan sumber daya atau kesejahteraan generasi mendatang.

Untuk menerapkan ini secara efektif, perusahaan harus menetapkan tujuan secara jelas dan terukur, integrasi strategi, menerapkan praktik-praktik terbaik dalam keberlanjutan, menjamin transparansi, membangun kolaborasi, dan evaluasi kinerja yang komprehensif.

Lisa Widodo, Co-Founder & Chief Operating Officer (COO) Blibli mengungkapkan, sebelum pandemi mereka sudah memiliki inisiatif Blibli Tiket Action.

“Jadi sekelompok karyawan di Blibli tergerak hatinya melakukan aksi keberlanjutan,” kata Lisa dalam Power Lunch GDP Venture di Jakarta pada Selasa (30/7/2024).

Menurut Lisa, inisiatif ini juga selaras dengan misi menjadi platform e-commerce dan gaya hidup omnichannel terpercaya. Ada enam fokus utama dalam program berkelanjutan Blibli yaitu penggunaan sumber daya, pengelolaan limbah, emisi, privasi data, hubungan komunitas, serta pengembangan dan pembelajaran.

“Hingga saat ini, 95 persen dari kemasan yang digunakan Blibli adalah berbahan daur ulang dan berbasis kertas. Selain itu, Blibli telah menanam lebih dari 8.000 pohon untuk mengimbangi emisi karbon,” kata Lisa.

Baca Juga: Blibli Bisa Tukar Tambah Elektronik, Cek Caranya

Karyawan Blibli Tiket pun memiliki program Fashion Take Back di Hari Bumi 2024, di mana limbah fesyen yang terdiri dari seragam dan pakaian bekas karyawan, diolah oleh mitra ecopreneur lewat konsep sirkular ekonomi menjadi barang dengan nilai guna baru.

“Selain itu, karyawan juga terlibat dalam pengumpulan dan pendaurulangan sampah selama event perusahaan, mendukung pengelolaan limbah dan keberlanjutan,” kata Lisa.

Sementara untuk pelanggan, terdapat program Take Back atau pengembalian kemasa tidak terpakai, untuk didaur ulang dan dikonversi menjadi bibit pohon, dengan 10 kemasan bisa menjadi satu bibit.

Selain itu, kolaborasi lintas industri juga menjadi kunci keberhasilan dalam upaya keberlanjutan. Dengan bekerja sama, perusahaan dari berbagai sektor dapat menciptakan dampak yang lebih besar, serta lebih signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat.

Keberlanjutan di Sektor Pariwisata

Gaery Undarsa, Co-Founder & Chief Marketing Officer Tiket.com mengungkapkan, sektor pariwisata punya dampak lingkungan yang besar.

“Ternyata delapan persen dari emisi karbon datangnya dari industri perjalanan,” kata Gaery mengutip United Nation World Tourism Organization, di mana industri penerbangan jadi penyumbang terbesar.

Di sisi lain, sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan bakal menjadi tren, terutama di kalangan generasi Z, untuk itulah, mereka memperkenalkan Tiket Green.

“Konsepnya sederhana. Kami memberikan pengalaman, di mana pengguna bisa memilih hal-hal yang lebih sustainable,” kata Gaery dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/7/2024). “Pilihan yang lebih berkelanjutan akan kami berikan label khusus,” ujarnya.

Baca Juga: Tiket.com Ungkap Upaya Dukung ‘Sustainable Tourism

Untuk mendukung ini, Tiket.com juga menggandeng para mitra akomodasi mereka, agar mendapatkan label Tiket Green. Beberapa indikator penilaian termasuk mengenai Food and Beverages (FnB), waste management, hingga penggunaan dan pengelolaan air.

Gaery pun mengklaim, keberadaan inisiatif ini juga mendapat apresiasi dari penyedia layanan properti seperti hotel.

“Karena sebenarnya mereka sudah dipaksa untuk melakukan ini cukup lama,” kata Gaery. “Problemnya hanya satu, customer tidak ada yang tahu dan tidak peduli, dan itu (keberlanjutan) biayanya besar.”

Dorong Industri Fesyen dan Kurangi Limbah

Sementara, platform marketplace Tinkerlust hadir untuk mencoba menghubungkan para penggemar fesyen dengan pembeli, untuk berjualan dan membeli barang-barang bermerek bekas layak pakai (fashion preloved).

“Kami berperan dalam memberikan kesadaran mengenai decluttering, merilis white paper tentang keberlanjutan fashion di Indonesia, dan bermitra dengan desainer lokal untuk meng-upcycle barang-barang preloved,” kata Aliya Amitra, Founder & COO Tinkerlust.

“Kami berharap upaya ini dapat secara signifikan mengurangi limbah fesyen dan mendorong perubahan positif dalam industri fesyen sehingga mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam gerakan keberlanjutan ini,” ujarnya.

Baca Juga: Kurangi Polusi dan Limbah, Perusahaan Ini Bikin Tekstil dari Ganggang

Menurut Aliya, semakin banyak pihak yang tertarik dengan konsep fesyen keberlanjutan, terlihat dengan makin bertambahnya seller yang bergabung di Tinkerlust.

“Kami melihat bukti nyata bahwa kesadaran masyarakat terhadap keberlanjutan semakin meningkat, seperti yang tercermin dari jumlah seller di platform kami yang terus tumbuh setiap tahunnya,” kata Aliya.

Ia mengatakan, ini menunjukkan lebih banyak individu dan pelaku bisnis yang berkomitmen untuk berkontribusi pada upaya keberlanjutan, dan ini memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan komunitas

Exit mobile version